Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Kerja Robot dan AI Perangi Penyebaran Virus Corona

        Cara Kerja Robot dan AI Perangi Penyebaran Virus Corona Kredit Foto: Reuters/Noel Celis
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Robot sedang digunakan untuk menentukan keadaan darurat global di tengah ancaman virus corona Covid-19. Teknologi yang dianggap pengganggu (disruptive thecnologies) seperti robot dan AI justru tengah bekerja keras untuk memerangi penyebaran virus tersebut.

        Fakta tersebut setidaknya diungkapkan oleh ROBO Global, sebuah indeks, penasihat, dan perusahaan riset di bidang robotika, yang memberikan paparan ke perusahaan-perusahaan seperti Ping-An dan Teladoc, yang bekerja di ruang telemedicine.

        Nina Deka, analis riset senior perusahaan, mengatakan, Covid-19 berdampak pada ketersediaan pasokan dokter di Wuhan. Telemedicine memungkinkan dokter untuk berkunjung melalui internet, memungkinkan pasien untuk mengunjungi dokter di kota lain.

        Baca Juga: Umrah Dihentikan, Bagaimana Ibadah Haji 2020?

        Telemedicine juga memungkinkan pasien untuk memberitahu gejala mereka via telepon dari rumah, tanpa harus duduk mengantre di ruang tunggu, yang kemungkina besar penyakit menular lebih cepat.

        Nina mengungkapkan, rumah sakit memanfaatkan anggaran kesiapan bencana mereka untuk membeli robot dari layanan Disinfeksi Xenex milik pribadi yang mampu membunuh patogen infeksius dalam waktu kurang dari 3 menit.

        "CEO Xenex telah menawarkan untuk menyumbangkan beberapa robot ini ke China," ungkap Nina, dikutip zdnet (28/2/2020).

        Terkait kemampuan robot dalam perawatan kesehatan, khususnya penyakit menular, lanjut Nina, diperkirakan 100 ribu kematian tahunan disebabkan oleh infeksi yang didapat di rumah sakit di AS saja, jadi pasti ada peluang untuk otomatisasi dalam pencegahan penyakit menular.

        Robot sudah dengan cepat bekerja dalam bidang perawatan kesehatan lainnya, dengan peluang terbesar dalam operasi dan farmasi. Perusahaan seperti Intuitive Surgical, Stryker, dan Omnicell, yang semuanya berada di HTEC ETF, berpeluang besar dalam tren ini.

        Sementara Jeremie Capron, direktur riset perusahaan, menambahkan, aplikasi robotika di rumah sakit tetap digunakan utamanya untuk melakukan pembedahan. Salah satu contoh, Siasun Robotika digunakan untuk membuat triase pasien ketika mereka datang ke fasilitas kesehatan.

        Baca Juga: DKI Beli Robot Damkar Rp37 M, Gerindra Masih Bilang Wajar?

        Robot seluler otonom seperti yang dibuat oleh Aethon juga digunakan di rumah sakit untuk mengirim makanan, linen, peralatan medis, dan lain-lain. Robotika juga digunakan untuk otomasi farmasi, yang dipimpin oleh perusahaan seperti Omnicell.

        Lebih lanjut, Jeremie menjelaskan, AI sedang digunakan dalam banyak penelitian medis dan farmasi. Secara lebih umum, penyebaran AI dalam layanan kesehatan sangat menarik, aplikasinya mulai dari menyalakan robot bedah hingga meningkatkan diagnosis (membaca citra medis), asisten perawat virtual, manajemen obat, dan lain-lain.

        Dan seperti sektor komersial lainnya, AI di layanan kesehatan siap secara signifikan meningkatkan efisiensi dan biaya untuk logistik, proses bisnis, dan alur kerja serta hubungan pelanggan.

        Menurut sebuah studi Accenture baru-baru ini, aplikasi AI kesehatan klinis berpotensi dapat menghasilkan US$150 miliar penghematan tahunan untuk AS pada 2026.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: