Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bak Pahlawan, Mark Zuckerberg dan Bill Gates Kerja Sama Perangi Corona dengan Buka. . .

        Bak Pahlawan, Mark Zuckerberg dan Bill Gates Kerja Sama Perangi Corona dengan Buka. . . Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Virus corona yang mewabah sejumlah negara di seluruh dunia membuat CEO Facebook Mark Zuckerberg semakin peduli melalui organisasi filantropisnya, Chan Zuckerberg Initiative. Zuckerberg mengatakan bahwa ia telah membantu membuka penelitian yang dapat membantu dalam memerangi virus corona, dalam kemitraan dengan organisasi milik Bill Gates, Gates Foundation.

        Dalam sebuah posting Facebook yang diterbitkan Selasa malam, sebagaimana dilansir dari Business Insider di Jakarta, Kamis (5/3/2020) Zuckerberg merinci langkah-langkah apa yang diambil Facebook untuk membantu menghentikan penyebaran virus corona baru.

        Baca Juga: Heboh Percakapan Mark Zuckerberg yang Retas Akun Orang Lain

        Salah satunya seperti menawarkan ruang iklan gratis ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mengawasi hoax terkait coronavirus.

        Dia menambahkan: ?Melalui kemitraan antara filantropi kami dan Gates Foundation, para peneliti di Kamboja dapat mengurutkan genom lengkap dari virus yang menyebabkan COVID-19 dalam beberapa hari, menjadikannya lebih mudah dan lebih cepat bagi mereka untuk mengidentifikasi jika orang memiliki virus."

        "Tim menciptakan versi publik baru dari alat IDSeq sehingga para ilmuwan di mana-mana dapat mempelajari genom lengkap dalam konteks yang lebih luas dari urutan coronavirus yang diunggah di seluruh dunia," tulis Zuckerberg.

        Alat IDSeq adalah alat pendeteksi patogen yang pertama kali diluncurkan oleh Chan Zuckerberg Initiative pada tahun 2018 dalam kemitraan dengan Gates Foundation.

        Para peneliti Kamboja yang disebut dalam pos Zuckerberg bukan satu-satunya ilmuwan yang mengurutkan genom untuk COVID-19, karena urutan pertama diproduksi oleh para peneliti China pada 10 Januari lalu.

        Menurut Zuckerberg, Facebook sendiri memasok data untuk peneliti coronavirus. "Para peneliti sudah menggunakan data Facebook teragregasi dan anonim - termasuk data mobilitas dan peta kepadatan populasi - untuk lebih memahami bagaimana virus menyebar," tulisnya.

        Menurut WHO, ada 93.062 kasus koronavirus yang dikonfirmasi secara global di 76 negara, dan jumlah kematian telah meningkat di atas 3.000.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: