Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jerman Tak Izinkan Pertemuan Publik Lebih dari 1.000 Orang

        Jerman Tak Izinkan Pertemuan Publik Lebih dari 1.000 Orang Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan penyelenggara acara yang pesertanya lebih dari 1.000 orang harus membatalkan kegiatannya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Ia menambahkan dalam beberapa hari ke depan akan ada pembahasan tentang bagaimana untuk memitigasi konsekuensi ekonomi atas keputusan tersebut.

        "Juga pertimbangkan apa yang begitu penting bagi kehidupan Anda yang tidak bisa Anda tinggalkan dalam tiga bulan ke depan, apakah itu clubbing, ulang tahun keluarga atau pertemuan klub," kata Spahn, Senin (9/3/2020).

        Baca Juga: 157 Orang Teridap Virus Corona di Jerman

        Sejumlah event besar di Jerman sudah dibatalkan termasuk pameran pariwisata di Berlin. Tapi, menurut Spahn beberapa penyelenggara acara lain bergerak sangat lambat.

        Dalam pernyataannya Liga Sepak Bola Jerman mengatakan sudah membahas cara terbaik merespons keputusan itu dengan klub dan pihak berwenang lokal. Mereka mengatakan musim liga harus dimainkan sampai selesai, tapi tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana hal itu dilakukan.

        Larangan menggelar pertemuan massal juga akan menjadi masalah bagi partai Spahn yakni Christian Democratic Union (CDU). Partai berkuasa itu akan menggelar kongres pada 25 April mendatang untuk memilih pemimpin baru yang akan menggantikan Kanselir Angela Merkel.

        Salah satu sumber partai mengatakan kongres tersebut tetap akan berlangsung. Tapi, tidak ada pihak asing yang akan diundang. Sumber itu menambahkan CDU juga berkonsultasi dengan pihak berwenang di Berlin untuk membahas di mana kongres sebaiknya digelar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: