Jika Rusia Langgar Kesepakatan, Erdogan Tak Segan-segan Ambil Tindakan...
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan mengambil tindakan sepihak dI Idlib, Suriah, jika kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia dilanggar.
"Jika janji-janji yang dibuat mengenai Opertion Spring Shield tidak ditepati, kami berhak untuk membersihkan (area Idlib) menggunakan metode kami sendiri," kata Erdogan dalam sebuah pidato di Istanbul pada hari Minggu (8/3/2020).
Baca Juga: Erdogan-Putin Sepakati Gencatan Senjata
?Jika perjanjian dilanggar, kami akan mengejar (mereka yang melanggarnya). Kami menandatangani perjanjian ini (dengan Rusia) untuk memberikan solusi terhadap krisis di Idlib tanpa pertumpahan darah lebih lanjut. Kalau tidak, kami akan terus berjalan di jalan kami sendiri," lanjut dia, seperti dikutip Sputniknews, Senin (9/3/2020).
Rusia dan Turki telah mengumumkan perjanjian awal tentang gencatan senjata di Idlib pada hari Kamis lalu setelah pertemuan Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow selama enam jam.?
Gencatan senjata mulai berlaku di provinsi Idlib pada 6 Maret, di mana Rusia dan Turki sepakat untuk bersama-sama berpatroli di jalan raya M4 di selatan Idlib mulai 15 Maret dan membangun koridor keamanan seluas 12 kilometer di sepanjang jalan raya itu.
Idlib, yang berlokasi di Suriah barat laut, adalah wilayah terakhir yang dikontrol oleh pasukan oposisi anti-rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun, beberapa wilaya itu juga jadi basis kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dulunya berafiliasi degan al-Qaeda dan beberapa kelompok militan lain pro-Turki.
Tentara Suriah telah melakukan serangan terhadap kelompok pemberontak dan militan di Idlib sejak awal Desember 2019. Sedangkan Turki mengerahkan ribuan pasukan ke daerah itu pada Februari untuk menghentikan gerak maju pasukan rezim Suriah dan mendorong mereka kembali ke garis pra-ofensif. Pertikaian yang mengarah pada pertempuran sempat pecah antara tentara Suriah dan Turki beberapa waktu lalu.
Serangan udara tentara Suriah terhadap konvoi militan pada 27 Februari menewaskan 33 pasukan Turki. Militer Rusia yang merupakan sekutu utama rezim Suriah, pada saat itu mengatakan bahwa pasukan Turki tidak seharusnya ada di sana dan tidak ada seorang pun, termasuk komando Suriah, yang tahu tentang keberadaan pasukan Ankara.
Menanggapi serangan itu, Turki meluncurkan Operation Spring Shield (Operasi Perisai Musim Semi) keempatnya di negara yang dilanda perang sejak 2016 tersebut. Sebagai bagian dari operasi itu, pasukan Turki meluncurkan serangan drone dan menyerang tentara Suriah, peralatan dan depot amunisi.
Menurut Erdogan, setidaknya 59 tentara Turki tewas di Idlib bulan lalu, dengan lebih dari 100 tentara Suriah dilaporkan tewas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: