Bill Gates: Wabah Corona di Afrika Bisa Lebih Buruk dari China
Bill Gates memperingatkan, virus corona dapat merepotkan sistem kesehatan di Benua Afrika. Dampak potensial di Afrika sub-Sahara bisa sangat dramatis, katanya. Meski baru satu kasus yang dikonfirmasi di benua ini.
"Penyakit ini, jika di Afrika, lebih dramatis daripada yang terjadi di China. Meski saya tidak mencoba mengecilkan apa yang terjadi di China dengan cara apa pun," kata Gates seperti dikutip Business Insider dari?The Telegraph, Rabu (26/2/2020).
Baca Juga: Tes Corona di Indonesia Terbatas, Australia Jadi Waswas
"Apakah ini akan masuk ke Afrika atau tidak dan jika demikian, akankah sistem kesehatan itu kewalahan?" lanjutnya.
Gates menambahkan, virus corona dapat berkembang menjadi pandemi. Di satu sisi, virus ini lebih memprihatinkan dari Ebola karena penyebarannya jauh lebih cepat. Tingkat fatalitas dari virus corona baru ini sekitar 2% jauh lebih rendah dari Ebola.
"Jika Anda melihat Ebola, sebagian besar kematian disebabkan layanan kesehatan ditutup. Tapi ini bukan hanya efek langsung, tetapi juga kepanikan, penderita yang membludak, dan hal-hal yang memengaruhi petugas kesehatan karena kapasitas yang sudah sangat terbatas," katanya.
Meski hanya satu kasus virus corona yang dikonfirmasi di Afrika, ada kemungkinan kasus-kasus lain belum dilaporkan. Perjalanan orang-orang antara China dan Afrika telah meningkat tajam dalam dekade terakhir. Menurut Quartz, penerbangan maskapai langsung antara Afrika dan China melonjak lebih dari 600%.
Menurut penelitian Johns Hopkins University, pada 2017 terdapat lebih dari 200.000 pekerja asal China di proyek konstruksi dan proyek lainnya di Benua Afrika. Angka itu tidak termasuk pedagang dan pemilik toko.
Lima besar negara Afrika teratas yang memiliki pekerja asal China, menurut penelitian itu, adalah Aljazair, Angola, Nigeria, Ethiopia, dan Zambia. Sekitar 60% dari seluruh pekerja China di Afrika.
Yayasan Bill dan Melinda Gates mendanai upaya imunisasi anak di negara berkembang. Bulan lalu, yayasan ini berjanji mengeluarkan US$100 juta untuk membantu upaya mengatasi wabah di China dan Afrika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: