Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        WHO Tetapkan Corona Jadi Pandemi, Apa Titah Jokowi? Jangan Panik Gitu?

        WHO Tetapkan Corona Jadi Pandemi, Apa Titah Jokowi? Jangan Panik Gitu? Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        WHO menetapkan virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi lantaran jumlah kasus maupun negara yang terjangkit wabah itu meningkat tajam.

        Bahkan, tercatat hingga, Kamis (12/3), sudah ada 126.380 kasus di 124 negara di seluruh dunia, dan khusus untuk Indonesia, sudah ada 34 pasien yang positif terinfeksi Covid-19.

        Terkait itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui Lalu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, mengatakan. "Presiden menyampaikan tadi pada saat rapat kepada menteri agar kewaspadaan dinaikkan, kehati-hatian dinaikkan, tetapi jangan panik," katanya di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

        Baca Juga: Mengejutkan! WHO Baru Tetapkan Pandemi, Negeri Yahudi Umumkan Berhasil Bikin Vaksin Corona

        Baca Juga: Herman yang Mau Penggal Kepala Jokowi Bebas, Jaksa Ajukan Banding

        Menurutnya, hal itu sudah merupakan perintah kepada semua pihak. Termasuk, Kementerian/lembaga akan menindaklanjuti untuk merespons hal tersebut.

        Lebih lanjut, ia mengatakan pandemi merupakan isyarat penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan negara mana saja di dunia ini. Sambungnya, COVID-19 juga menjangkiti banyak negara dalam waktu bersamaan disertai ada rekam jejak epidemiologi.

        "Ini sudah lebih dari 114 negara dan kemudian juga menimbulkan kematian yang cukup banyak," ujarnya.

        Lanjutnya, ia menyebut ada beberapa keuntungan dan kewaspadaan yang bisa dipetik. Yakni, kewaspadaan seluruh dunia meningkat sehingga banyak negara yang meninjau kembali bebas visa pada kunjungan antarnegara.

        "Kami sedang menunggu kebijakan Kemenlu. Tapi dalam dalam tanda petik dunia tidak memberikan kelonggaran. Tujuannya untuk mengurangi penyebaran," katanya.

        Kemudian, yang kedua, ada konsekuensi setiap negara akan bersiap-siap lantaran mereka membutuhkan sarana dan prasarana kesehatan. Bahkan, mereka juga akan mengamankan stok masker, obat, hingga alat pelindung diri (APD).

        "Kemenkes sudah memastikan lebih dari 10 ribu kit dan akan kita tambah lagi. Beberapa BUMN sudah pastikan kita memiliki sekitar 15 juta masker disiapkan. Tapi tentunya bukan jumlah yang kita anggap kurang cukup juga enggak. Artinya kita sudah punya stok. Permasalahan bagi Indonesia bukan stok, tapi mengendalikan penularan ini lebih keras lagi," ujarnya.

        "Dalam beberapa kasus kita mulai dapat laporan di daerah tentang PDP (pasien dalam pengawasan). Yang semakin meningkat ini pintu bagi kita mencari kasus positif yang jadi pegangan untuk kontak. Untuk mengendalikan kontak," tambah dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: