Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jubir Presiden: Setop Nyinyirin Pemerintah Soal Corona, Setop!

        Jubir Presiden: Setop Nyinyirin Pemerintah Soal Corona, Setop! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman meminta kepada semua pihak untuk berhenti mengeluarkan kritik negatif kepada pemerintah yang saat ini tengah menanggulangi wabah virus corona (Covid-19).

        Menurutnya, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyalahkan pihak tertentu. "Tidak ada satu negara yang dianggap 'Anda salah melakukan ini', 'Anda salah melakukan itu'. Semuanya sedang bekerja sama. Jadi lebih baik kritik-kritik negatif itu ditahan dulu," ucapnya, dalam acara diskusi bertajuk Polemik: COVID-19 Ujian Kebersamaan Kita di Jakarta, Sabtu (21/3/2020).

        Baca Juga: Saran Demokrat untuk Jokowi: Kecilkan Sensasi

        Baca Juga: Duh! 10 Orang Warga Depok Positif Corona

        Lanjutnya, ia mengatakan lebih baik melakukan hal-hal yang sudah diimbau oleh pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menekan penularan virus corona. Yakni, menjaga jarak atau social distancing.

        "Kalau ada yang bertanya itu, kita tanya balik aja Anda sudah melakukan pembatasan sosial kah? Apakah Anda sudah membantu para tenaga kesehatan daripada hanya sambil tertawa-tawa lewat media sosial? Karena itu sangat tidak membantu buat kita," sambungnya.?

        Ia menegaksan bahwa pemerintah tidak tinggal dia dalam kasus saat ini. Bahkan, terbaru adalah dengan menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta untuk dijadikan rumah sakit darurat dan tempat isolasi pasien corona.

        "Di sana kalau 10 tower itu bisa dipakai 22.200 orang. Senin (23/3) esok bisa dipakai sekitar 2.400 kamar," katanya.

        Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, mengatakan. "Update harian kasus positif Covid-19 tanggal 21 Maret. Ada penambahan kasus baru sebanyak 81 orang, sehingga total kasus 450 orang," katanya dalam konfrensi pers via YouTube BNPB.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: