Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Sempat Belajar dari Kasus Ebola, Robot Belum Bisa Tangani Virus

        Tak Sempat Belajar dari Kasus Ebola, Robot Belum Bisa Tangani Virus Kredit Foto: Unsplash/Franck V
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Robot saat ini telah digunakan dalam dunia kesehatan. Namun dalam kasus pandemi virus corona (Covid-19), teknologi ini sepertinya belum dapat diterapkan.

        Sekelompok peneliti dan akademisi terkemuka dalam sebuah jurnal Science Robotics mengungkapkan, kesempatan menggunakan teknologi robot sebetulnya terbuka setelah wabah Ebola 2015 lalu. Namun, saat itu pendanaan sains interdisipliner untuk membuat alat otomasi robot belum ada.

        Baca Juga: Spanyol Pakai Jasa Robot untuk Lakukan Tes Corona

        Menurut penulis editorial jurnal tersebut, robot dapat dengan mudah melakukan beberapa pekerjaan "membosankan, kotor, dan berbahaya" yang terkait dengan memerangi pandemi Covid-19. Secara khusus, robot dapat melakukan tugas-tugas seperti mendisinfeksi permukaan, mengukur suhu orang di tempat umum atau di pelabuhan masuk, memberikan dukungan sosial untuk pasien yang dikarantina, mengumpulkan sampel hidung dan tenggorokan untuk pengujian, dan memungkinkan orang untuk menghadiri konferensi dan pameran.

        "Namun, pendanaan dan pengembangan belum diarahkan pada kemampuan yang akan sangat membantu," kutip zdnet.

        Jurnal tersebut juga mengungkapkan, robotika dapat dimanfaatkan pada beragam bidang seperti teknik mesin, teknik komputer, visi mesin, kecerdasan buatan, dan biomekanik. Jika saja pasar mulai memprioritaskan jenis penelitian robotika tertentu seperti penanganan wabah saat ini, peneliti meyakini semuanya dapat diprediksi sebelum wabah terjadi.

        Para peneliti juga mencatat, pengalaman dengan wabah Ebola (2015) mengidentifikasi spektrum yang luas dari kasus penggunaan, tetapi pendanaan untuk penelitian multidisiplin, dalam kemitraan dengan lembaga dan industri, untuk memenuhi kasus penggunaan ini tetap mahal, langka, dan diarahkan ke aplikasi lain.

        "Tanpa pendekatan berkelanjutan untuk penelitian, sejarah akan terulang kembali, dan robot tidak akan siap untuk insiden berikutnya," tambah mereka.

        Howie Choset, seorang profesor di CMU's Robotics Institute menekankan bahwa ide di balik jurnal ini tidak semata-mata untuk menentukan bagaimana robot dapat digunakan dalam pandemi. Namun, diharapkan dapat menginspirasi orang lain di komunitas untuk memikirkan solusi untuk masalah yang sangat rumit.

        "Robot, kecerdasan buatan dapat membantu dalam menanggapi epidemi dan pandemi, syaratnya pendanaan lintas disiplin harus mendorong aplikasi tersebut," tegas Choset.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: