Perang Terancam Meledak, Pesawat Pembom Rusia Gentayangan di Langit Suriah
Ada sebuah kabar mengejutkan dari Suriah, gencatan senjata yang dipelopori Turki dan Rusia tampaknya bakal kandas di tengah jalan.
Sebab, militer Rusia secara diam-diam terdeteksi sedang mengerahkan pesawat pembom Sukhoi Su-24 ke Suriah. Beberapa pesawat terpantau gentayangan di langit Suriah.
Diberitakan, Almasdar, Jumat (3/4/2020), Rusia Avia Pro melansir bahwa berdasarkan kutipan dari dari saluran telegram RadioSkanner ada laporan yang menyebutkan bahwa beberapa unit pesawat pembom itu sudah tiba di pangkalan udara Airbas Hmeimim (v. Khmeimim) di wilayah barat daya Provinsi Latakia, Suriah.
Baca Juga: AS Diam-diam Beli Masker China dari Prancis. Bayar Dua Kali Lipat, Tunai!
Berdasarkan laporan telegram itu dituliskan bahwa pengerahan Sukhoi ke Suriah dilakukan secara diam-diam dari Rusia.
"Hari ini, beberapa pembom Su-24 (96 RED di udara dan 94 RED) tiba di pangkalan udara Khmeimim dalam rangka rotasi yang direncanakan, diam-diam, tanpa suara dan debu. Kami pergi tanpa pemimpin saat ini, rute standar melalui Iran dengan pengisian bahan bakar yang direncanakan dari dua kapal tanker IL-78 di atas perairan Laut Kaspia, "kata laporan RadioSkaner.
Namun, menurut Avia.Pro, rotasi yang disebutkan dalam RadioSkaner patut dicurigai kebenarannya, sebab kepergian pesawat pembom itu tak tercatat.
"Harus diklarifikasi bahwa kepergian para pembom dari pangkalan udara Khmeimim ke Rusia tidak dicatat, yang, kemungkinan besar, mungkin mengindikasikan bukan rotasi pasukan, tetapi penumpukan pasukan pasukan udara Rusia di Suriah, meskipun tidak ada pejabat komentar belum diterima tentang hal ini gagal," tulis Avia.Pro.
Untuk diketahui, peperangan di Suriah terhenti setelah Turki dan Rusia sepakat melakukan gencatan senjata. Hal itu ditetapkan setelah Pesiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Moskow pada awal Maret 2020.
Baca Juga: Rusia Mengaku Ciptakan Obat Anti-Corona
Ada beberapa perjanjian dalam kesepakatan gencatan senjata itu, yang pertama ialah menghentikan semua kegiatan militer di sepanjang zona perang di Idlib. Dan kedua pihak sepakat untuk membentuk zona aman dengan lebar enam kiloter ke arah utara dan selatan Jalan Tol M4. Dan kedua negara sepakat melakukan patroli bersama.
Pertempuran pecah sejak Februari 2020, saat itu militer Suriah di bawah pimpinan Presiden Basyar Hafizh al-Assad dibantu militer Rusia melakukan operasi penumpasan pemberontak di Idlib dan Allepo.
Hanya saja, pertempuran membesar setelah militer Suriah menembaki tentara Turki yang sedang melakukan misi kemanusiaan di Idlib. Turki pun marah dan mengerahkan pasukan tempur menggempur pasukan militer Suriah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: