Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        RS Libya Tempat Merawat Pasien Corona Diserang, Pemerintahnya Tuduh Kelompok Ini

        RS Libya Tempat Merawat Pasien Corona Diserang, Pemerintahnya Tuduh Kelompok Ini Kredit Foto: Unsplash/Marcelo Leal
        Warta Ekonomi, Tunis -

        Proyektil menghantam sebuah rumah sakit di Tripoli pada Senin (6/4/2020). Serangan itu mengenai lahan parkir yang ada di depan bangunan tempat orang-orang sedang berjuang melawan virus corona.

        Laporan penduduk Tripoli menyatakan, terdengar suara ledakan keras dan muncul asap hitam membumbung dari daerah sekitar rumah sakit. kondisi itu terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai di Libya tidak melakukan gencatan senjata di tengah menyebarnya virus corona.

        Baca Juga: Tingkatkan Solidaritas, Masyarakat Afrika Saling Bantu Bertahan dari Pandemi Corona

        Dewan lokal distrik Abu Salim mengatakan, rumah sakit itu menjadi sasaran roket yang ditembakkan oleh Libyan National Army (LNA) Khalifa Haftar yang berpusat di timur. Kelompok oposisi ini telah berusaha untuk menguasai wilayah Tripoli yang dipegang oleh Government of National Accord (GNA).

        Dalam sebuah unggahan foto-foto Dewan lokal distrik Abu SalimĀ  memperlihatkan mobil yang rusak di halaman rumah sakitĀ  dan dikabarkan terdapat lima orang terluka dalam serangan itu. Kelompok bantuan lokal mengatakan, enam pasien di rumah sakit telah dievakuasi.

        Infrastruktur kesehatan Libya telah sangat berkurang karena kekacauan dan konflik bertahun-tahun sejak pemberontakan 2011 terhadap Muammar Gaddafi. Lembaga-lembaga bantuan telah memperingatkan bahwa negara itu kurang siap untuk menahan penyebaran wabah virus corona dengan kondisi saat ini.

        Sebelum serangan yang mengenai rumah sakit, GNA melakukan serangan terhadap pesawat militer milik LNA pada Minggu. Serangan itu diklaim untuk menjatuhkan pasokan senjata kelompok oposisi, sedangkan LNA mengklaim, pesawat itu membawa kebutuhan medis untuk mengatasi virus corona.

        Pertarungan dua kelompok itu meningkat selama dua pekan terakhir ketika Libya mengonfirmasi 18 kasus positif dengan belum ada korban jiwa. Padahal, PBB telah meminta untuk semua pihak yang berselisih melakukan gencatan senjata.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: