Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan sekitar satu abad lalu, Raden Ajeng (RA) Kartini dipingit di rumah karena adat istiadat. Namun, dinding rumah tidak menjadi penghalang bagi Kartini untuk memperjuangkan dan peduli akan nasib perempuan untuk maju.
"Hari ini kita harus tinggal di rumah karena Covid19. Kita dapat mencontoh semangat Kartini meski di rumah," katanya, di unggahan Instagramnya, Selasa (21/4/2020).
Baca Juga: Dibayar Bulan Ini, Sri Mulyani Janji Cicil Utang Rp5,1 T ke Anies
Baca Juga: Cara Kerja Menkeu seperti Anak SMA, Usul Gerindra: Pak Jokowi, Pecat...
Menurutnya, saat ini masyarakat harus dapat berpikiran yang baik untuk keluarga, komunitas, dan negara. Sambungnya, jangan pernah mencoba mencari alasan untuk melakukan hal-hal baik untuk orang lain. Misalnya seperti mereka yang bekerja siang malam menghadapi ancaman Covid-19.
Tambahnya, di garis depan para tenaga medik dokter, perawat, pekerja rumah sakit memiliki tugas mulia menyelamatkan jiwa manusia dengan risiko jiwa raga mereka sendiri.
"Ucapan terima kasih dan penghargaan tidak akan mampu menebus jasa besar mereka yang telah membaktikan dirinya untuk menolong dan menyelamatkan nasib sesama manusia," katanya.
Ia mengatakan saat ini pandemi Covid-19 memberi kesempatan kepada kita semua untuk mampu menunjukkan kualitas kemanusiaan. Seperti Kartini, keperempuanannya, pingitannya, dan berbagai halangan adat, sosial kultural tidak menjadi alasan untuk memajukan kaumnya, dan menjadi pahlawan bangsa dan pahlawan kemanusiaan.
Hingga kini, warisan Kartini dalam bentuk kepedulian dan perikemanusiaan yang adil dan beradab tidak pernah musnah. Pemikirannya yang maju jauh melampaui waktu saat itu, abadi dan lekat dengan kita semua dari jaman ke jaman.
"Sang Pencipta menghendaki agar umat manusia selalu mampu dan mau berbuat kebaikan bagi sesama manusia dan bagi alam semesta. Sudahkah kita?," tulisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil