Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bertahan sebagai Orang Terkaya ke-3 di Indonesia, Harta Prajogo Pangestu Turun Jadi Rp82 Triliun

        Bertahan sebagai Orang Terkaya ke-3 di Indonesia, Harta Prajogo Pangestu Turun Jadi Rp82 Triliun Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Awal April 2020 lalu, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya dunia, termasuk di Indonesia. Tercatat, terdapat 13 nama orang kaya Indonesia yang masuk dalam daftar miliarder dunia versi Forbes ini.

        Adapun posisi pertama dan kedua masih ditempati oleh Hartono bersaudara yakni Rober Budi Hartono dan Michael Hartono. Posisi ketiga pun masih dipertahankan oleh pendiri Barito Group, Prajogo Pangestu.

        Namun kekayaannya harus turun menjadi SD 5,3 miliar atau Rp82,78 triliun. Sementara tahun lalu kekayaan Prajogo melonjak hingga USD 7,6 miliar atau setara dengan Rp118 triliun, dari USD 3 miliar tahun sebelumnya di posisi ke-7.

        Baca Juga: Untuk Ke-3 Kali, Miliarder Ini Terbangkan Donasi dari China ke Afrika, Ini Rincian Bantuannya!

        Prajogo memulai bisnisnya dari penjualan kayu usai ia berhenti dari PT Djajanti Group milik Burhan Uray. Bisnis tersebut diberi nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan yang bergerak di bidang pengolahan hasil hutan.

        Usahanya pun berkembang hingga berganti nama menjadi PT Barito Pacific Timber. Semasa pemerintahan Presiden Soeharto, usahanya itu meraih kejayaan. Prajogo kemudian melirik bidang petrokimia hingga ia membangun usaha baru bernama Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia.

        Krisis yang melanda Indonesia tahun 1998 sempat menghantam bisnisnya. Nilai kapitalisasi Barito Pacific sempat anjlok dari USD 5 miliar menjadi USD 3 juta. Bisnis lainnya, TPIA, juga kena imbas dari krisis. Bahkan, perusahaannya tersebut menanggung utang hingga USD 1,8 miliar.

        Karena utangnya dalam bentuk dolar, pembayarannya pun melonjak akibat merosotnya nilai rupiah. Menghadapi situasi ini Prajogo makin bekerja keras untuk memulihkan perusahaan-perusahaannya.

        Prajogo kemudian melirik bidang petrokimia dan mengurangi bisnis kayu di tahun 2007 serta mengubah nama perusahaannya jadi PT Barito Pacific.

        Barito Group akhirnya mengalami perkembangan pesat hingga merambah ke sektor petrokimia, minyak sawit hinga properti. Prajogo akhirnya mengakuisisi saham PT Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia yang sekarang menjadi perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.

        Kini, di usia senjanya Prajogo menyerahkan pengelolaan perusahaan ke tangan anaknya, Agus Salim Pangestu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: