Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lagi Begini, Bisa-bisanya PKS Bilang Jokowi Cari Gimmick Doang!

        Lagi Begini, Bisa-bisanya PKS Bilang Jokowi Cari Gimmick Doang! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Badan Legislasi (Baleg) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bukhori Yusuf buka suara terkait keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang resmi menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja (Ciptaker).

        Menurutnya, tanpa diputuskan Jokowi pun, secara teknis klaster ketenagakerjaan bahkan RUU Ciptaker secara keseluruhan, tidak bisa dibahas saat ini. Ia menilai langkah Jokowi hanya untuk menarik simpati publik.

        Baca Juga: Pak Jokowi, Jangan Bergantung pada Janji Manis Trump!

        Baca Juga: Menurut PKS: Sejak Jadi Pembantu Jokowi, Pak Prabowo Beda, Sudah...

        "Omong kosong. Karena secara teknis, itu tidak mungkin memang bahwa pasal-pasal terkait ketenagakerjaan dibahas sekarang. Tanpa dia mengatakan ditunda nggak mungkin (dibahas)," katanya kepada wartawan, pekan lalu.

        Sambungnya, "Makanya itu sebenarnya adalah perkataan yang hanya sekedar gimmick untuk mencari simpati publik tapi sebenarnya omong kosong," lanjut dia.

        Selain itu, menurutnya, klaster lain tetap akan dilanjutkan pembahasannya. Terkait hal itu, dia kembali menegaskan sikap PKS yang meminta pembahasan RUU usulan pemerintah itu ditunda seluruhnya. Bukan hanya klaster ketenagakerjaan saja.

        "Memang kalau yang dimaksud oleh beliau itu ketika bahwa pasal-pasal tentang ketenagakerjaan itu ditunda bahwa pasal-pasal yang lain tetap dibahas. Kalau sikap PKS itu jelas. Sepanjang Covid-19 ini masih belum selesai dan belum dinyatakan selesai kami tidak setuju untuk pembahasannya karena terutama secara teknis sangat-sangat tidak tepat," jelasnya.

        Selain itu, ia pun meminta presiden untuk lebih mengedepankan nasib dan kepentingan masyarakat luas yang membutuhkan perhatian pemerintah di tengah merebaknya pandemi Covid-19.

        "Tapi Pak Jokowi berhadapan dengan 250 juta rakyat dan berhadapan paling faktual hari ini sekurang-kurangnya antara 60-90 juta rakyat yang betul-betul sedang terdampak Covid-19," ungkapnya.

        "Punya empati dong. Pemimpin tuh harus punya hati. Jangan hanya pakai otak saja. Otak juga tidak cukup. Hati harus dipakai," tandasnya.

        Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan menunda pembahasan RUU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan. Sikap itu sudah dia sampaikan kepada DPR.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: