Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Karut-Marut Ucapan Jokowi Lagi-lagi Bikin Keder

        Karut-Marut Ucapan Jokowi Lagi-lagi Bikin Keder Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan agar rakyat hidup berdamai dengan Covid-19 sampai ditemukannya vaksin yang efektif. Namun, maksud pernyataan sang kepala negara jadi pertanyaan karena membingungkan.

        Di media sosial, Jokowi menulis pernyataan tersebut di akun Twitter resminya @jokowi. Sejumlah netizen dan petinggi partai politik yang kerap kritis terhadap pemerintah pun mengkritik serta mempertanyakan makna pernyataan Jokowi.

        Salah satunya Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohammad Sohibul Iman yang mempertanyakan makna berdamai dengan virus. Ia meminta penjelasan Jokowi karena pernyataan itu dinilai multitafsir.

        Baca Juga: Diserang 3 Menteri Jokowi Sekaligus, Anies Kalem Saja

        "Maaf pak @jokowi, apa makna "berdamai dg virus" itu? Mohon penjelasan. Kalau mau bikin kategorisasi, statemen ini masuk kategori: "pernyataan kalah perang?" Atau "sikap pasifisme?" Atau "kata2 filosofis?" Atau "kepasrahan krn ruwet?" Selamat ibadah Ramadhan pak, smg sehat selalu," tulis Sohibul di akun Twitternya, @msi_sohibuliman yang dikutip pada Jumat (8/5/2020).

        Kritikan juga datang dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Roy Suryo. Ia heran pernyataan Jokowi soal warga berdamai dengan Corona justru diluruskan oleh jajaran anak buahnya di Istana.

        Roy heran dengan karut marut pernyataan pemerintah di tengah pandemi Corona. Sebab, rakyat Indonesia saat ini sedang berjuang melawan Corona justru disuguhi pernyataan pemerintah yang tak fokus dan berubah-ubah.

        "Tweeps, Sekalilagi meski kita Kasihan kpd Pak@jokowi karena (lagi2) "diluruskan" Anak2 Buahnya, Tetapi harusnya Rakyat Indonesia yg lebih pantas dikasihani, Karena selalu kebingungan & Makin menderita ditengah COVID-19 akibat Karut Marut aturan yg Tdk Fokus, Esuk Dele Sore Tempe," tulis Roy di akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2 yang dikutip pada Sabtu (9/5/2020).

        Ada juga netizen yang menilai pernyataan Jokowi soal berdamai sebaiknya jika pemerintah Indonesia sudah total menangani wabah Corona. Pun, muncul perbandingan kinerja pemerintah Indonesia dengan keberhasilan pemerintah Vietnam dalam mengatasi pandemi Corona.

        Istana Merespons

        Sebelumnya, pihak Istana meluruskan pernyataan Presiden Jokowi soal rakyat harus bisa hidup berdamai dengan Corona. Pernyataan Jokowi ini disorot karena sebelumnya menyatakan perang melawan Corona dengan target menurun pada Mei ini.

        Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmuddin menjelaskan maksud Jokowi karena virus mematikan ini akan terus ada sebelum vaksin yang efektif ditemukan. Sementara, roda perekonomian tetap harus jalan, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

        Kata Bey, makna bisa hidup damai dengan Covid-19 adalah adanya tatanan baru dalam kehidupan masyarakat di tengah pandemi ini.

        Baca Juga: Jokowi Ajak Berdamai dengan Corona, Gerindra Sewot: Untuk Apa Sibuk PSBB??

        "Ya, artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut The New Normal Tatanan Kehidupan Baru," kata Bey, saat dihubungi, Jumat (8/5/2020).

        Bey menekankan Presiden Jokowi punya target bahwa Mei ini kurvanya sudah mulai turun. Dan terus turun hingga Juli 2020 nanti. Meski diakui kepala negara, fluktuasi kasus ini bisa saja terjadi. 

        Namun, pemerintah terus berupaya agar masalah ini tidak menghambat sendi-sendi kehidupan yang lain.

        "Tapi, kita tidak boleh menjadi tidak produktif, karena adanya covid, menjadikan adanya penyesuaian dalam kehidupan. Covid memang belum ada antivirusnya, tapi kita bisa mencegah tertular," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: