Herd immunity adalah kekebalan tubuh yang mengacu pada situasi di mana cukup banyak orang dalam suatu populasi memiliki kekebalan terhadap infeksi suatu penyakit. Sehingga populasi tersebut dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit itu.
Adapun kekebalan yang didapat bisa berasal dari vaksinasi atau dari orang yang menderita penyakit tersebut.
Baca Juga: Singapura Tegas Tolak Herd Immunity karena...
Herd immunity pada sejatinya lebih aman dilakukan apabila sudah ada vaksin virus corona. Namun, herd immunity juga dapat dicapai secara alami karena ketika orang terinfeksi lalu pulih, dia akan kebal terhadap infeksi. Berfungsi juga jika kemungkinan infeksi ulang rendah atau idealnya nol.
Seorang ahli mengatakan satu-satunya cara aman mendapatkan herd immunity adalah dengan vaksin. Sementara itu cara lain terlalu berisiko. Berikut risikonya:
1. Informasi tentang penyakit minim
Saat ini masih belum begitu jelas seberapa menular virus corona baru ini dan seberapa parah itu dapat memengaruhi demografi yang berbeda. Sehingga para ilmuwan belum bisa memastikan apa yang dilakukan virus corona terhadap imun tubuh. Termasuk kemungkinan seseorang yang sudah sembuh bisa menularkan penyakitnya lagi. Jika hal ini terjadi herd immunity tidak dapat bekerja.
2. Menimbulkan lebih banyak kematian
Dengan membuat banyak orang terinfeksi, kemungkinan meningkatnya angka kematian juga tinggi. Misalnya diambil 70 persen dari total populasi untuk sengaja diinfeksi. Dari jumlah tersebut pastinya tidak semuanya berusia muda. Ada orang tua yang termasuk golongan rentan.
Menurut WHO, orang tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes atau kanker paru-paru adalah kelompok yang sangat rentan terinfeksi oleh virus corona.
3. Corona bisa menjadi penyakit musiman
Menurut ahli, saat ini tidak ada peluang kekebalan terhadap kawanan virus corona. Herd Immunity hanya akan berlaku setelah sebagian besar orang memilikinya dan bertahan hidup sehingga tubuh mereka menciptakan antibodi terhadap virus. Namun, virus corona juga bisa menjadi penyakit musiman selayaknya flu yang bermutasi. Karena tulah herd immunity tidak bisa diterapkan.
4. Memerlukan kesiapan medis
Jika makin banyak orang yang terinfeksi di suatu negara, maka perlu kesiapan medis juga. Herd immunity pastinya akan menyerang lebih banyak orang dari suatu negara. Dengan perkiraan sekitar 10 persen saja dari total populasi dirawat di rumah sakit, maka akan sangat berimplikasi besar bagi negara.
Selain itu, ada beberapa alasan mengapa herd immunity bukan jawaban untuk menghentikan penyebaran virus corona. Berikut alasanya sebagaimanan dilansir dari Healthline di Jakarta, Senin (18/5/2020):
1. Belum ada vaksin untuk virus corona. Vaksinasi adalah cara teraman untuk mempraktikkan herd immunity dalam suatu populasi.
2. Penelitian untuk antivirus dan obat lain untuk mengobati COVID-19 sedang berlangsung.
3. Para ilmuwan tidak tahu apakah dapat mengontrak SARS-CoV-2 dan mengembangkan COVID-19 lebih dari sekali.
4. Orang yang mengontrak SARS-CoV-2 dan mengembangkan COVID-19 dapat mengalami efek samping yang serius. Kasus yang parah dapat menyebabkan kematian.
5. Dokter belum tahu persis mengapa beberapa orang yang mengontrak SARS-CoV-2 mengalami COVID-19 yang parah, sementara yang lain tidak.
6. Anggota masyarakat yang rentan, seperti orang tua dan orang-orang dengan beberapa kondisi kesehatan kronis, dapat menjadi sangat sakit jika mereka terkena virus ini.
7. Kalau tidak, orang yang sehat dan lebih muda dapat menjadi sangat sakit dengan COVID-19.
8. Rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan akan terbebani jika banyak orang menderita COVID-19 secara bersamaan.
Itulah yang dapat diketahui tentang herd immunity. Stay safe selalu ya!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: