Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singapura Tegas Tolak Herd Immunity karena...

Singapura Tegas Tolak Herd Immunity karena... Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Singapura -

Singapura menolak herd immunity atau kekebalan kelompok sebagai strategi dalam melawan pandemi virus corona atau Covid-19. Otoritas setempat menegaskan bahwa mereka akan tetap berupaya memerangi virus corona hingga vaksin ditemukan dan disebarluaskan.

"Meskipun kami telah mengambil banyak langkah untuk mempersiapkan lonjakan dan memperluas kemampuan kami, tidak semudah itu kami mengambil strategi herd immunity," ujar Direktur Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan Singapura, Kenneth Mark, dilansir Bloomberg.

Baca Juga: Apa Itu Herd Immunity?

Herd immunity terbentuk jika banyak orang dalam suatu komunitas mengembangkan kekebalan melalui tertular penyakit atau vaksinasi sebelumnya. Para peneliti harus mengembangkan vaksin yang terbukti aman dan efektif melawan virus corona, dan otoritas kesehatan harus memberikannya kepada jumlah orang yang cukup.

"Mencapai herd immunity melalui infeksi alami akan sangat sulit dan mengakibatkan sejumlah besar infeksi dan komplikasi. Kita harus menunggu keluarnya vaksin," ujar Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Vernon Lee.

Singapura menerapkan strategi pengujian yang lebih agresif. Pemerintah berencana untuk meningkatkan kapasitas pengujian lima kali lipat, dari sekitar 8.000 menjadi sebanyak 40.000 tes sehari pada akhir tahun ini. Pemerintah memperluas pengujian sebagai upaya untuk membuka kembali aktivitas ekonomi.

Beberapa pertokoan seperti salon rambut, binatu, dan toko makanan hewan diizinkan beroperasi pada Selasa (12/5/2020). Sementara sekolah akan dibuka kembali pada pekan depan.

Singapura menghadapi gelombang kedua penyebaran virus corona yang berasal dari klaster pekerja migran. Pada Selasa, Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi 884 kasus baru dari klaster tersebut, sehingga total kasus menjadi lebih dari 24.000. Para pekerja migran yang telah dikarantina dan dinyatakan sembuh dapat kembali bekerja.

Pada akhir Mei, 20.000 pekerja migran akan keluar dari fasilitas perawatan. Menteri Pembangunan Lawrence Wong mengatakan, pemerintah berencana untuk segera melonggarkan pembatasan seiring dengan progres positif dari kasus penularan di asrama pekerja migran.

"Kami terus menguji banyak pekerja, termasuk yang tidak menunjukkan gejala, ini bagian dari proses membersihkan asrama secara sistematis," kata Wong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: