Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan karena Negosiasi, Rusia Tolak UItimatum AS Soal Perjanjian Open Skies

        Bukan karena Negosiasi, Rusia Tolak UItimatum AS Soal Perjanjian Open Skies Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskow menolak ultimatum Amerika Serikat (AS) mengenai Perjanjian Open Skies. Ini adalah respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

        Moskow mencatat bahwa para pejabat AS mengatakan Washington dapat merevisi keputusannya tentang penarikan dari Perjanjian Open Skies, jika Rusia melaksanakan semua tuntutannya dalam beberapa bulan mendatang.

        Baca Juga: PBB Dorong AS dan Rusia Buka Dialog Perdamaian Konflik Suriah

        "Ini ultimatum dan ini bukan landasan yang tepat untuk negosiasi," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (24/5/2020).

        Sebelumnya diwartakan, Trump mengatakan bahwa Rusia tidak mematuhi perjanjian itu.

        "Jadi sebelum mereka patuh, kami akan mundur. Kita akan mundur, dan mereka akan kembali dan ingin membuat kesepakatan," kata Trump.

        Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo mendukung penuh langkah Trump. Dia menuturkan sudah sangat jelas bahwa Amerika tidak lagi tertarik untuk tetap menjadi pihak dalam perjanjian tersebut.

        Pompeo juga menuduh Rusia berulang kali melanggar perjanjian itu dan menggunakannya untuk melanjutkan tujuan ekspansi dengan menolak mengizinkan penerbangan di atas wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan yang diduduki Rusia dan menegaskan kontrol atas lapangan udara di Crimea.

        Perjanjian Open Skies adalah pakta 34 negara yang memungkinkan Amerika Serikat, Rusia dan negara-negara lain untuk menerbangkan pesawat mata-mata mereka di atas wilayah negara penandatangan perjanjian. Tujuannya, untuk meningkatkan transparansi dan mengurangi peluang kesalahan perhitungan yang berbahaya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: