Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bisnis Sewa Perkantoran Makin Terpuruk di Kuartal II

        Bisnis Sewa Perkantoran Makin Terpuruk di Kuartal II Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik meninjau kembali strategi real estate komersial mereka di tengah kebijakan lockdown yang diberlakukan pemerintah dan pengaturan kerja-dari-rumah akibat pandemi Covid-19.

        Menurut data Jones Lang LaSalle (JLL), aktivitas sewa perkantoran secara global menurun 22% dibanding kuartal pertama 2019 setelah banyak transaksi yang dibatalkan atau ditunda. Namun, aktivitas sewa perkantoran di Asia Pasifik hanya turun 9% dibanding kuartal pertama 2019 dan naik 14% secara tahunan.

        Baca Juga: Darurat Nasional Diakhiri, Bisnis-bisnis di Tokyo Mulai Bergeliat

        Kondisi ini belum berdampak pada tingkat kekosongan di Asia Pasifik yang stagnan pada level 10,9% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

        "Di Jakarta, dampak paling signifikan dari Covid-19 dalam transaksi baru untuk sewa perkantoran kemungkinan akan terjadi pada Q2 2020 karena peraturan pemerintah memastikan bahwa sebagian besar bisnis terus berjalan dengan kerja dari rumah. Namun, kami mengharapkan permintaan ruang kantor akan kembali meningkat setelah krisis terburuk berlalu," kata Head of Research, JLL Indonesia James Taylor di Jakarta, Selasa (26/5/2020).

        Lanjutnya, Covid-19 telah membuktikan bahwa banyak perusahaan dapat bekerja dari rumah, tetapi juga menggarisbawahi perlunya ruang kantor fisik. Dalam beberapa hal, Covid-19 telah mempercepat perubahan pada tempat kerja.

        Laporan terbaru JLL juga mengungkapkan perubahan pada properti perkantoran tetap tidak akan terhindarkan seraya perusahaan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan karyawan mereka dan menerapkan jarak sosial saat kembali masuk ke tempat kerja.

        "Para pemimpin perusahaan sedang menguji kembali strategi dan mungkin mempertimbangkan kalibrasi ulang jumlah ruang yang didedikasikan untuk ruang kantor tradisional setelah masa sewa habis atau bahkan lebih cepat. Namun, meskipun situasi sedang tidak menguntungkan, kami meyakini bahwa perkantoran masih diperlukan," ujarnya.

        Bahkan, lanjut dia, dalam beberapa pertimbangan, pandemi ini dapat menyebabkan perluasan ruang kantor karena perusahaan berusaha meningkatkan jarak fisik antarkaryawan. Konfigurasi kantor saat ini dapat dimodifikasi dengan meningkatkan kebutuhan akan ruang tambahan. Dengan melakukan hal itu, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan flexible space dari operator pihak ketiga, di samping implementasi kerja jarak jauh yang berkelanjutan untuk beberapa karyawan.

        CEO JLL Asia Pasifik Anthony Couse menambahkan, situasi pandemi Covid-19 telah menimbulkan gangguan dan tantangan untuk bisnis perkantoran. "Cara orang melihat dan menggunakan perkantoran untuk perusahaan akan berubah. Namun, kita berharap perkantoran akan tetap menjadi bagian utama dari strategi kerja para pebisnis di Asia Pasifik dalam jangka menengah hingga panjang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: