Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Profil Siti Fadilah Supari, Menkes Era SBY yang Lantang Tolak Vaksin Corona Bill Gates

        Profil Siti Fadilah Supari, Menkes Era SBY yang Lantang Tolak Vaksin Corona Bill Gates Kredit Foto: Twitter/HarianJogja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rakyat Indonesia tengah dibuat tercengang dengan surat yang dikeluarkan Siti Fadilah Supari di dalam penjara. Menteri Kesehatan era Presiden SBY ini mengatakan Indonesia tak butuh vaksin virus corona dan bisa hidup normal seperti biasa.

        "Jadi tidak perlu takut, tapi tetap eling lan waspodo. Eling itu ingat masih dalam masa pandemi, dan waspodo itu harus tetap mengikuti protokol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah. Setelah kita yakin, eling lan waspodo, ayo kita bangkit untuk membangun kembali peradaban dengan menggerakkan kehidupan sosial dan roda ekonomi," tulis Siti Fadilah Supari.

        Baca Juga: Ditjenpas Sebut Wawancara Deddy Corbuzier dengan Siti Fadilah Supari Langgar Prosedur

        Siti Fadilah Supari lahir di Surakarta, 6 November 1949, beliau merupakan seorang dosen dan ahli jantung yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2010. Pada 2004-2009 ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

        Sebelum menjadi Menteri Kesehatan, beliau bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, beliau menjadi ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.

        Lulus dari SMAN 1 Surakarta, beliau menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1972. Pada 1987, beliau menerima gelar master (S2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Tahun 1996, beliau menerima gelar doktor (S3) dari Universitas Indonesia.

        Lalu, pada 1993, beliau mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington dan kursus Epidemiologi di Universitas Indonesia (1997). Tahun 1998, beliau mengambil kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat).

        Beragam penghargaan juga didapat oleh Siti Fadilah Supari, seperti pada tahuhn 1987 beliau menerima The Best Investigator Award Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Best Young Investigator Award dalam Kongres Kardiologi di Manila, Filipina (1988).

        Ia juga mendapat penghargaan The Best Investigator Award Konferensi Ilmiah tentang Omega 3 di Texas Amerika Serikat (1994) dan Anthony Mason Award dari Universitas South Wales (1997). Sudah kurang lebih 150 karya ilmiah yang beliau buat telah diterbitkan dalam jurnal lokal, regional, dan internasional.

        Pada tahun 2007, beliau menulis buku yang berisikan konspirasi Flu Burung oleh Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku yang ditulisnya ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat.

        Selama menjabat menteri kesehatan, Siti Fadilah dianggap sukses menangani urusan kesehatan serta menjalin kerja sama dengan negara lain untuk menekan penyebaran wabah flu burung dan flu babi.

        Siti Fadilah juga disebut telah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke labratorium WHO pada November 2006. Atas pemberhentian itu, Indonesia dan WHO sepakat untuk melakukan cara baru dalam pengiriman virus dan akses vaksin ke negara berkembang.

        Terjerat Kasus Korupsi

        Tahun 2012, Mabes Polri menyelidiki kasus korupsi pengadaan alat kesehatan yang melibatkan Siti Fadilah Supari. Dua tahun kemudian, Mabes Polri melimpahkan pengusutan kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

        Sebelumnya Mabes Polri sudah menetapkan Siti sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi akibat penyalahgunaan wewenang dalam proyek pengadaan alat kesehatan untuk bufferstock.

        Dalam pengusutan tersebut, Siti Fadilah diduga menyalahgunakan wewenang terkait pengadaan alat kesehatan sebagai pasokan penyangga (bufferstock) dengan metode penunjukan langsung dengan kerugian negara hingga Rp6,1 miliar.

        Akhirnya, pimpinan KPK menandatangani surat perintah penyidikan (sprindik) terhadap Siti Fadilah Supari atas kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan buffer stock kejadian luar biasa tahun 2005.

        Melarang penggunaan vaksin Bill Gates

        Sebagaimana diketahui, Bill Gates merupakan elite global yang paling lantang dan gencar mencari vaksin virus corona. Namun, Siti Fadilah Supari menyarankan pemerintah Indonesia tidak menggunakan vaksin virus corona buatan perusahaan farmasi yang memiliki keterikatan dengan Bill Gates. 

        Ada sejumlah faktor yang menjadi alasan baginya mengapa vaksin tersebut tak usah digunakan di Indonesia. Pertama, Siti mempertanyakan kapan vaksin virus corona tersebut mulai diproduksi. Kedua, virus corona hingga kini masih terus bermutasi alias berubah-ubah. 

        Karena itulah Siti mempertanyakan bibit virus mana yang dijadikan vaksin oleh perusahaan farmasi yang memiliki hubungan dengan Bill Gates.

        "Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin corona sekarang, kapan dia punya seed virus-nya? Apa sebelum pandemi corona? Apalagi pada tahun 2015, dia telah mengumumkan akan ada pandemik besar di 2020," tulis Siti dalam suratnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: