Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sepi Pesanan, Juragan Bus Pariwisata Gilang Widya Cari Alternatif

        Sepi Pesanan, Juragan Bus Pariwisata Gilang Widya Cari Alternatif Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bisnis perusahan bus kian tergerus menyusul pembatasan aktivitas sosial dan penutupan lokasi wisata dalam mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona (Covid 19). 

        Pimpinan PO Juragan 99 Trans Gilang Widya Permanal mengatakan layanan bus pariwisata nyaris koleps karena sepi pesanan.

        "Arus wisata domestik turun jauh. Kegiatan bus tidak dalam trayek atau carter ini hampir tiarap karena minim operasi," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/5/2020).

        Baca Juga: Ini Dia Kabar Lumayan Menggembirakan terkait Kasus Corona di Indonesia

        Baca Juga: Pandemi Covid-19 Justru Bikin BUMN Industri Telekomunikasi Kebanjiran Proyek

        Namun untuk tetap  dapat beroperasi di masa pendemi Covid 19, Gilang telah menyiapkan skema alternatif, jika wabah semakin parah dan Pembataan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih di perpanjang. 

        Juragan 99 Trans tetap menjamin kesediaan layanan namun akan mengubah pola operasi khususnya untuk sosial distenching demi mencegah penyebaran Corona 19 dengan menghadirkan armada terbaru Avante H8," terang Gilang.

        Menurut Gilang Avante H8 diperoleh dari event Gaikindo Indonesia International Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020, 5-8 Maret 2020, memiliki penampilan yang berbeda dari armada yang di miliki Juragan 99 Trans yang sudah ada. 

        "Avante H8 menawarkan kenyamanan bagi penumpang karena bus baru ini hasil kerjasama antara Mercedes-Benz dengan perusahaan karoseri asal kota Malang, Jawa Timur, Tentrem. Selain kenyamanan yang disajikan oleh Avante H8, bagian interior, dengan 50 kursi penumpang berkonfigurasi 2-2 berjajar mewah. Semua berkonsep kursi balap. Sehingga, jarak antara penumpang satu dengan yang lainnya cukup lega. Bisa juga dengan skema konsep bus yang biasa diisi dengan 50 penumpang, maka tinggal 25 penumpang yang bisa berada dalam satu bus. Jadi kita tidak mengizinkan penuh, tapi cukup 50 persen. Jadi dibatasi jamnya dan dikurangi penumpangnya hal ini untuk mendukung sosial distenching,” bebernya.

        Terkait pandemi Covid-19, Gilang mengakui sangat berdampak, terutama di sisi ekonomi-pariwisata. Pihak pertama yang merasakannya perubahannya adalah masyarakat kecil dan orang-orang yang berkecimpung pada bidang transportasi. 

        "Sangat terdampak. Untuk saat ini kita sudah 1 bulan lebih armada kita sama sekali tidak ada aktifitas. Namun untuk menghindari gejolak di lingkungan manageman kami tidak merumahkan karyawan. Mereka tetap kita perhatikan namun tidak seperti sebelum wabah ini menyebar. Bentuk perhatian manageman seperti pemberian sembako dan tunjangan hari raya," kata Gilang.

        Bukan hanya para pengusaha yang terdampak Covid 19, namun juga rakyat kecil, Gilang berharap seluruh masyarakat Indonesia mendukung kebijakan pemerintah tentang sosial distenching, gunakan masker saat keluar rumah hindarai berpergian yang tidak bermanfaat.

        "Ini demi kepentingan bersama agar pandemik Covid 19 segera berakhir di Indonesia," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Aliev
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: