Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu OTG Corona?

        Apa Itu OTG Corona? Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        OTG Corona adalah mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 (kasus) dan memiliki kontak erat. Sementara itu kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan/berkunjung, dalam radius 1 meter dengan PDP atau kasus konfirmasi Covid-19.

        Dilansir dari CNN di Jakarta, Jum'at (12/6/2020) Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa OTG Corona jarang menularkan corona ke orang-orang di sekitarnya.

        Baca Juga: Wanti-Wanti bagi Kaum Muda: Kalian Paling Berpotensi Jadi OTG Corona

        "Dari data yang kami miliki, tampaknya masih jarang bahwa orang tanpa gejala benar-benar mentransmisikan ke individu sekunder," kata Van Kerkhove.

        Data tersebut didapat WHO dari laporan sejumlah negara yang melacak OTG corona.

        "Mereka mengikuti kasus tanpa gejala, mereka mengikuti kontak dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder. Ini sangat jarang, dan banyak dari itu adalah tidak diterbitkan dalam literatur," katanya. 

        "Kami terus-menerus melihat data ini dan kami berusaha untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari negara-negara untuk benar-benar menjawab pertanyaan ini. Tampaknya masih jarang bahwa individu tanpa gejala benar-benar mentransmisikan secara langsung." sambungnya.

        Sementara seorang ilmuwan langsung membantah WHO. Ia mengatakan pernyataannya itu untuk menanggapi pertanyaan wartawan dan bukan merujuk pada kebijakan WHO.

        "Saya menanggapi pertanyaan di konferensi pers. Saya tidak menyatakan kebijakan WHO atau semacamnya. Saya hanya mencoba untuk mengartikulasikan apa yang kita ketahui," katanya.

        "Saya pikir itu salah paham untuk menyatakan bahwa transmisi asimtomatik secara global sangat jarang. Saya merujuk pada sejumlah kecil studi," jelasnya lagi.

        Baca Juga: Eropa Kini Dihantui Gelombang Kedua Virus Corona karena...

        Ia melanjutkan, berdasarkan studi menunjukkan bahwa 16% orang mungkin tidak bergejala. Beberapa model penelitian sejumlah ilmuan menujukan 40% transmisi global mungkin disebabkan oleh OTG.

        "Mayoritas penularan berasal dari orang yang memiliki gejala, yang menyebarkannya melalui tetesan infeksi (droplets). Tapi ada sebagian yang tak memiliki gejala," ujarnya.

        Meski demikian ia masih belum memiliki jawaban pasti.

        "Untuk benar-benar memahami berapa banyak OTG ini, kami belum miliki jawaban pasti."

        Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam pedomannya juga membeberkan kriteria orang yang berpotensi sebagai OTG Corona karena kontak erat sebagai berikut: 

        1. Petugas kesehatan Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan APD (alat perlindungan diri) sesuai standar.

        2. Orang dalam satu ruangan Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus, dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

        3. Orang yang bepergian bersama Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

        Lantas, bagaimana cara mengetahui seseorang OTG atau tidak?

        Dilansir dari futurity.org di Jakarta, Jum'at (12/6/2020) metode pengujian saat ini dapat mendeteksi kasus tanpa gejala. Ketika Anda terinfeksi dengan coronavirus, tesnya cukup sensitif terhadap keberadaan virus.

        Tes yang paling umum saat ini adalah tes PCR yang dapat menemukan potongan-potongan kecil virus, bahkan jika virus tersebut hadir dalam jumlah yang sangat rendah. Lalu, rapid antigen tes juga dapat menemukan protein virus yang biasanya berada dalam sampel air liur. Meskipun tidak sepeka PCR, rapid tes dapat diketahui dengan cepat dan dapat dilakukan di mana saja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: