Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sempat Drop, Volume Pengiriman Barang JNE Naik 10 Persen saat PSBB Jabar

        Sempat Drop, Volume Pengiriman Barang JNE Naik 10 Persen saat PSBB Jabar Kredit Foto: JNE
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap sektor industri. Begitupun dengan industri jasa pengiriman logistik seperti PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang mengalami penurunan sekitar 5 persen.

        Presiden Direktur JNE , Mohammad Feriadi mengatakan kondisi tersebut menuntut JNE untuk bertransformasi digital. Ia mengakui di saat pandemi pada umumnya masyarakat mengurangi aktivitas tapi tidak mengganggu distribusi. 

        "Pengiriman logistik sangat diperlukan karena berpengaruh terhadap perekonomian,"kata Feriadi menjadi narasumber pada diskusi online Tribun Jabar dengan tema "Menilik Peran Pemprov Jabar dalam Pemulihan Ekonomi dengan Cepat dan Tepat", bersama Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di Bandung, Kamis (11/6/2020) malam.

        Baca Juga: JNE Distribusikan Beras Bansos Pemerintah

        Baca Juga: Hey Ridwan Kamil Segera Turun ke Eretan, Jangan Cuma Rajin Bersosmed Doang!

        Feriadi menyebutkan meskipun sempat mengalami penurunan, namun di masa pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jasa pengiriman barang meningkat 10 persen. JNE juga turut membantu mendistribusikan sembako di tengah pandemi Covid-19. 

        "Kiriman fashion ke Tasikmalaya dan Cirebon naik sekitar 10 persen saat PSBB," ujarnya.

        Selain menerapkan protokoler kesehatan yang ketat terhadap para kurir, JNE juga turut membemberikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak Covid-19. Salah satunya, memberikan bantuan pelatihan bagi UMKM di Jawa Barat.

        "Diharapkan menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk saling membantu saat pandemi ini," ujarnya.

        Adapun, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengungkapkan guna memulihkan perekonomian yang sempat turun akibat pandemi, Pemda Provinsi Jawa Barat berkomitmen fokus pada penguatan desa melalui infrastruktur digital pada awal 2021.

        Covid-19 bukan lagi masalah krisis kesehatan tapi juga ekonomi. Hal ini menjadi sebuah dilema oleh semua pemimpin di dunia dari level kepala negara sampai kepala daerah.

        "Jadi sebagai pemimpin harus cepat dan tepat mengambil keputusan," tegasnya.

        Menyadari bahwa Covid-19 adalah dua krisis, maka Emil memiliki lima prinsip dalam penanganannya, yakni proaktif, transparan, kolaboratif, inovatif dan ilmiah. Prinsip terakhir ini menyerap masukan dari para ahli ekonomi mengenai sektor apa saja yang harus lebih dulu dibuka. 

        "Hasil kajian ekonomi yang tidak bisa diinterupsi oleh COVID-19 adalah pertanian, peternakan, perikanan, pangan dan logistik. Jadi kalau mau sukses dalam situasi apapun ternyata kembali ke urusan perut dan pengirimannya. Maka nanti 2021 untuk pemulihan ekonomi saya akan fokus kembali ke desa yang akan diperkuat dengan infrastruktur digital," jelasnya.

        Menurutnya, ahli ekonomi berpendapat bahwa perekonomian sebaiknya diukur dengan risiko kesehatan. Maka Jabar saat ini membagi daerahnya ke dalam lima zona kewaspadaan, yakni zona hitam di mana aktivitas ekonomi hanya boleh 10 persen, kemudian 30 persen di zona merah dengan menerapkan PSBB penuh, zona kuning 60 persen, zona biru 90 persen dan 100 persen di zona hijau yang mayoritas berada di desa-desa.

        "Covid-19 memang menyerang desa tapi 100 persen oleh pemudik bukan orang desanya, inilah kenapa lima sektor tadi masih bisa berjalan walaupun ada interupsi," ujarnya.

        Dia optimistis UMKM desa di lima zona tersebut diperkuat dengan digital maka akan semakin berkembang pesat dan menjadi penyumbang terbesar pemulihan pertumbuhan ekonomi. Khusus untuk pengembangan UMKM di desa, Kang Emil mengimbau para lulusan baru perguruan tinggi untuk tetap tinggal di desa mengembangkan UMKM melalui pemanfaatan potensi desa.

        "Saya mengimbau lulusan-lulusan perguruan tinggi yang punya skill lebih baik tinggal di desa dengan rezeki kota dan bisnis yang mendunia menggunakan digital," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: