- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Wall Street Diliputi Ketidakpastian, Strategi Barbel Kunci Atasi Efek Trump?
DBS Indonesia buka suara terkait dengan dinamika perkembangan ekonomi global, termasuk efeknya terhadap ekosisten investasi dunia. Pihaknya mendorong pasar untuk menaruh perhatian khusus terhadap Bursa Amerika Serikat (Wall Street).
DBS Chief Investment Officer, Hou Wey Fook mengatakan bahwa perekonomian barat tengah mengalami dinamika yang patut menjadi sorotan karena berhasil soft landing dengan mengendalikan inflasi tanpa resesi usai gejolak akibat pandemi Covid-19. Hal ini berbeda dengan apa yang dialami oleh Eropa dan China.
Baca Juga: Perkuat Relasi Bilateral Indonesia-Taiwan, Bank DBS Gelar Forum Strategi Investasi dan Bisnis
"AS terus menunjukkan daya tahan, sementara pertumbuhan yang lemah berlanjut di Eropa seiring lesunya permintaan ekspor. Tiongkok kemungkinan akan mendorong lebih banyak stimulus untuk memperkuat konsumsi domestik," ungkapnya dalam DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights dengan tajuk “Game Changers” di Senin (13/1).
Data perekonomian terbaru menunjukkan bahwa suku bunga tinggi akan dipertahankan lebih lama oleh Federal Reserve (The Fed). Meski begitu, terdapat tantangan tersendiri terkait dengan seberapa cepat atau berapa lama suku bunga tinggi ini bertahan mengingat terdapat ketidakpastian akibat arah kebijakan yang akan diambil oleh Donald Trump.
Fook mengatakan bahwa suku bunga pasti akan diturunkan namun pasar mesti menaruh perhatian khusus terhadap kebijakan yang akan datang seperti pemotongan pajak, tarif impor baru sampai dengan defisit fiskal. Kebijakan-kebijakan ini kemungkinan besar akan terlaksana mengingat tengah kuatnya Partai Republik di AS.
"The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga, namun pergerakannya kemungkinan akan bergejolak karena pada saat yang sama seiring para pelaku pasar sedang menavigasi kebijakan Trump 2.0," jelasnya.
Meski ketidakpastian menyelimuti bursa, pasar masih dapat memetik keuntungan dengan strategi investasi yang tepat. Fook menyarankan pasar untuk menyoroti perusahaan-perusahaan besar, termasuk yang berkecimpung dalam sektor kecerdasan buatan di AS.
Fook yakin bahwa pendekatan "barbell" dalam periode saat ini merupakan strategi tepat dalam Wall Street. Strategi ini mencakup investasi dalam sektor-sektor yang berpotensi akan terdampak secara positif oleh kebijakan yang akan datang sembari ikut menanamkan modal dalam aset paling defensif untuk melindungi kinerja portofolio dari dampak negatif kebijakan Trump.
"Jalan terbaik dalam menghadapi dilema akibat ketidakpastian saat ini adalah dengan menanamkan modal dalam perusahaan-perusahaan besar skala global yang ada dalam Wall Street," ungkap Fook.
Fook menegaskan pihaknya terus memantau perkembangan bursa saham negara tersebut, khususnya sektor teknologi karena potensi pertumbuhannya sekuler dan nilai betanya tinggi hingga 1,4 kali saham global (dalam kurun 10 tahun). Hal ini akan memungkinkan investor meraih keuntungan yang signifikan seiring dengan penerapan kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi oleh pemerintahan baru.
Baca Juga: Shee Tse Koon Resmi Diangkat Jadi Presiden Komisaris Bank DBS Indonesia
Meskipun begitu, dirinya mengingatkan adanya ketidakpastian besar terkait kehadiran kebijakan dari Trump 2.0. Ketidakpastian tersebut adalah kesinambungan fiskal (atau kebalikannya) dari rencana kebijakannya dan kemungkinan perang dagang akibat rencana kenaikan tarif yang diusulkan Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement