Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Denny Tuduh Santri Calon Teroris, Pemimpin Pesantren Jawab Tegas!

        Denny Tuduh Santri Calon Teroris, Pemimpin Pesantren Jawab Tegas! Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya membantah anggapan mengeksploitasi santri untuk ikut aksi 313, yang dituduhkan Denny Siregar.

        Pihak pesantren mengatakan, keikutsertaan para santri berusia anak-anak dalam aksi 313 di Jakarta pada 2019 adalah untuk membaca Alquran, dan bernasyid. 

        Pimpinan Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani mengatakan, keterlibatan para santri dalam aksi itu bukan untuk ikut turun ke jalan. Apalagi, kegiatan itu bukanlah aksi politik, melaikan merupakan aksi bela Islam.

        Baca Juga: Jokowi Marah Ya karena Jokowi Sendiri Lah! Kan Dulu Saya Usul...

        "Lagi pula, mereka tidak teriak-teriak. Mereka hanya mengaji dan bermain nasyid, menghibur peserta aksi," kata Ahmad, Jumat, 3 Juli 2020.

        Menurut dia, tak ada bukti para santri ikut teriak-teriak turun ke jalan. Santri mengikuti aksi dengan damai dan hanya mengaji di depan Masjid Istiqlal.

        Kalau santri teriak-teriak, kata dia, baru itu dapat dikatakan radikal. Namun, saat itu santri hanya mengaji dan bermain nasyid.

        Baca Juga: Pupus! Harapan Ahok Buat Dapat Jatah Menteri Kandas!

        Menurut Ahmad, pernyataan yang disebutkan Denny Siregar bahwa para santri itu adalah calon teroris merupakan tuduhan tak berdasar

        Denny dianggap mencemarkan nama baik para santri dan pesantrennya.

        "Dia tak tahu kejadian tapi menuduh mereka calon teroris," kata dia.

        Alih-alih membuat pernyataan minta maaf, Denny justru mengelak bahwa foto itu merupakan obyek dari isi statusnya. Menurut Denny, dalam status terakhirnya, foto itu hanya ilustrasi yang memperkuat statusnya. 

        Namun, ustaz Ruslan menganggap pengakuan itu justru membuat kesalahannya semakin tampak. Sebab, status mengenai santri telah lebih dulu dihapus. 

        "Kalau ilustrasi itu kan menguatkan konten. Tapi saya paham bahasa. Dalam status itu, ia menjelaskan mengenai foto itu," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: