Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) bertujuan untuk menciptakan kesempatan bagi pemuda-pemudi khususnya di wilayah perdesaan untuk mengembangkan ekonomi mereka melalui kewirausahaan/pengembangan usaha atau dengan menambah lebih banyak lagi peluang kerja bagi mereka sehingga dapat meningkatkan kontribusi mereka untuk mentransformasi wilayah perdesaan secara berkelanjutan dan menyeluruh.
Salah satu agenda yang tertuang dalam program YESS adalah penguatan BPP yang berada di empat provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. BPP tersebut akan menjadi sentra koordinasi dan kegiatan petani milenial dalam mengembangkan usahanya.
Baca Juga: Percepat Regenerasi Petani Milenial, YESS Tingkatkan Akselerasi Kegiatan
Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan program YESS, maka diperlukan peningkatan kapasitas bagi penyuluh maupun petugas dalam BPP. Diharapkan melalui peningkatan kapasitas BPP dalam mendukung pengembangan usaha petani milenial ini masalah pengangguran dapat teratasi dengan terbukanya peluang kerja di sektor pertanian melalui penumbuhan wirausahawan muda pertanian sehingga dapat menekan kemiskinan dan arus urbanisasi ke kota dari kaum muda.
Dimana pemuda milenial melakukan pengelolaan usaha pertanian yang diarahkan secara berkelompok dan mengembangkan usaha secara bersama.
Sebagai upaya mempersiapkan BBP menjadi tempat pelatihan untuk pengembangan kapasitas penyedia layanan pengembangan bisnis, Tim Unit Pelaksana Program Provinsi (PPIU) Jawa Barat mengadakan kunjungan supervisi ke BPP yang direncanakan akan menjadi BPP model untuk Kostratani dan YESS. Tim terdiri dari Nazaruddin, Maya Purwanti, Mutiara, Musyadar, dan Aulia.
Wilayah BPP yang dikunjungi adalah Sukabumi, Cianjur, Subang dan Tasikmalaya. Dalam kunjungan di Kab Tasikmalaya, Sekretaris Daerah, Muhammad Zen, turut menyambut tim YESS PPIU Jawa Barat yang dipimpin oleh Bapak Nazarudin. Acara Penyambutan dihadiri pula oleh Tim dari BPP. Muhammad Zen sangat antusius pada pengembangan wirausahamuda pertanian. Bahkan Beliau akan mendukung dengan APBD II nantinya.
Adapun untuk kunjungan di Kabupaten Tasikmalaya, Ketua KADIN Tasikmalaya, H. Cecep D. Abdul Qoyum bersepakat akan memberikan dukungan dan siap bersinergi dengan program yang ada di Kab Tasikmalaya. Kebetulan saat ini, Beliau sedang menggarap program Kampung Produktif. . Pada kunjungan supervisi ini, tidak lupa Nazaruddin memberi penjelasan secara detil perihal program YESS kepada Koordinator BPP/Penyuluh seluruh kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya.
Pelibatan BPP dalam Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) tidak terlepas dari arahan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam berbagai kesempatan yang mengatakan bahwa setiap elemen pelaku pertanian harus selalu bersinergai, bahu membahu, saling membantu dan melengkapi dalam pembangunan pertanian.
Sinergitas dan bahu membahu penting dilakukan agar terjadi kesinambungan dalam pembangunan pertanian. Hal ini dikarenakan sektor pertanian merupakan salah satu garda terdepan pembangunan nasional. Sektor pertanian tetap harus menyediakan menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia, tidak boleh berhenti, apalagi di tengah pandeni Covid-19. Pertanian harus selalu produktif, mampu beradaptasi sesuai dengan tuntutan era yang kita hadapi saat ini.
Senada dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan sebPengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengungkapkan pada kesempatan yang lain bahwa membangun SDM pertanian sebagai penggerak dan agen pembangunan pertanian sangat diperlukan. Upaya membangun dan meningkatkankan kompetensi SDM pelaku pertanian bisa dimulai dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai sentra Komando Strategis Pertanian (Kostratani).
Melalui BPP, dapat dilakukan penyiapan dan updating secara berkala model bisnis untuk membantu pemuda perdesaan dalam memilih usaha potensial yang menguntungkan. BPP sebagai media Komando Strategi Pertanian merupakan pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, dengan peran sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan.
Dalam kesempatan lain, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti, menambahkan, diharapkan BPP yang berfungsi sebagai BDSP nantinya akan menjadi Penyedia Jasa Konsultasi Usaha yang dapat mempromosikan pemuda perdesaan dalam mengembangkan agribisnis mereka melalui pelatihan dan pengawasan bisnis, memfasilitasi pengusaha muda/pemuda perdesaan dalam mengakses pasar, input pertanian, dan dukungan keuangan, serta membantu pemuda perdesaan dalam menjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait dalam hal manajemen rantai pasokan. Apresiasi penuh kepada PPIU Jawa Barat dapat berkoordinasi baik dengan petugas di kabupaten binaan. (VTR-Pusdiktan)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami