Selain menjadi sosok yang inspiratif, Justin McLeod sebagai pendiri dan CEO aplikasi kencan Hinge membagikan kisahnya yang romantis. Dilansir dari BBC International di Jakarta, Senin (13/7/2020) ia menjadikan patah hati sebagai suatu berkah menciptakan aplikasi kencan yang membawanya menjadi pengusaha.
Lima tahun sebelumnya, kekasih di kampusnya, wanita yang dia pikir adalah cinta dalam hidupnya meninggalkan Justin lantaran ia kecanduan alkohol.
Baca Juga: Aplikasi Kencan Gay China Dapat Suntikan Dana US$2 Juta di AS
Dia kemudian pergi ke rehabilitasi, tetapi dia tidak bisa melanjutkan hidup tanpa mantan kekasihnya. Ia pun mulai merintis Hinge pada tahun 2011 untuk menemukan pasangan baru. Kala itu ia baru berusia 27 tahun dan meraih gelar MBA dari Harvard Business School di Boston.
"Aku patah hati, dan aku tidak pernah berpikir aku akan menemukan seseorang seperti dia," katanya.
Meski demikian, dia tetap berharap bahwa aplikasi tersebut akan memberinya kesempatan baru. Dengan layanan kencan online yang ditujukan untuk anak muda, Justin juga berharap bahwa itu akan menjadi bisnis yang dapat ia coba untuk membuat kesuksesan.
Tahun 2012 Justin meluncurkan Hinge, tahun yang sama ketika saingannya Tinder didirikan. Hari ini Hinge memiliki sekitar 5,5 juta pengguna di seluruh dunia, dan melaporkan pendapatan tahunan sebesar USD5,2 juta (Rp75,27 miliar).
Namun, Justin tidak menemukan cinta baru melalui aplikasinya. Sebaliknya, ia malah mencoba memenangkan kembali hati cintanya yang hilang Kate Stern.
Rangkaian acara ini dimulai pada 2015 ketika ia mempromosikan Hinge, ia diwawancarai oleh jurnalis Deborah Copaken untuk sebuah artikel di New York Times.
Di akhir wawancara, Copaken bertanya apakah dia pernah jatuh cinta. Justin bercerita tentang kekasihnya dan bagaimana ia kehilangan Kate ketika mereka berdua adalah mahasiswa di Universitas Colgate di Hamilton.
Ia pun tergerak untuk mendapatkan Kate kembali. Dengan keberanian baru, Justin terbang ke Swiss. Meskipun Kate akan menikah dalam waktu satu bulan, dia setuju untuk bertemu dengan Justin. Dalam beberapa hari, pernikahannya batal dan dia dan Justin kembali bersama.
Justin mengatakan, kembali bersama Kate membuatnya menyadari bahwa dia perlu me-reboot Hinge, yang pada saat itu didasarkan pada model "swipeable" sama seperti Tinder.
Dia ingin Hinge menjadi lebih romantis. Daripada menghubungkan orang yang tertarik secara fisik, ia ingin aplikasi Hinge membuat pengguna mengenal orang lain dengan baik, mendorong mereka untuk pergi berkencan dan membangun hubungan jangka panjang.
Hinge pun telah tumbuh dalam popularitas berkat dari mulut ke mulut. Hinge sekarang memiliki lebih dari 70 staf yang berbasis di kantornya di New York. Meski layanan dasarnya gratis, ia menghasilkan uang dari penagihan keanggotaan premium.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: