Pendemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) hingga saat ini masih menjadi ancaman kesehatan yang perlu diantisipasi dan telah mengubah berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi hingga gaya hidup masyarakat. Memasuki masa normal baru, bidang usaha harus bergerak cepat memulai kembali kegiatan usahanya untuk membuat roda ekonomi kembali berputar.
Industri Jasaboga, salah satu bidang industri dari 13 bidang usaha di bawah naungan Kementrian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang terdampak cukup signifikan akibat efek domino dari pandemi Covid-19, juga menjadi salah satu bidang usaha prioritas dalam penerapan protokol new normal. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman juga turun cukup dalam dari tumbuh 6,41% pada kuartal I 2019 menjadi 1,95%.
Baca Juga: Laris Manis, Pengusaha Ini Jadi Pesulap Selama Pandemi Corona!
Akan tetapi, bukan berarti tidak ada peluang untuk bangkit kembali. Oleh karena itu, penting untuk mehamahi langkah-langkah yang pelaku usaha perlu lakukan agar dapat membuka kembali usahanya di masa transisi ini.
Ini seperti dilakukan oleh Asosiasi Pengusaha Jasa Boga (APJI). APJI meluncurkan Panduan Pelayanan Bidang Makanan dan Minuman di Masa New Normal, sebagai upaya mengakomodasi tuntutan kebutuhan akan adanya sebuah panduan keamanan pangan sekaligus pencegahan dalam rangka mengurangi atau menghilangkan risiko penularan Covid-19, baik terhadap pelaku usaha, konsumen, maupun para pekerja di industri makanan dan minuman.
Rahayu Setiowati selaku Ketua Umum DPP APJI mengungkapkan, diluncurkannya buku panduan serta protokol umum dan khusus ini untuk 5 (lima) cluster pelayanan makanan dan minuman: restoran, café, rumah makan, pernikahan, catering pesawat, tempat pertemuan dan lounge, serta industri catering. Dengan begitu, diharapkan risiko penularan Covid-19 dapat berkurang.
"Untuk menyempurnakan panduan ini, kami bersinergi dengan berbagai pihak, dari pengusaha hingga pemerintah, agar kita dapat bersama melakukan percepatan usaha produktif dan aman untuk membangkitkan ekonomi dalam negeri," kata Rahayu dalam kegiatan peluncuran yang dilakukan di Hotel Borobudur, Senin (13/7/2020).
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Dalam kesempatan tersebut, dia menegaskan bahwa jangan sampai peluncuran tersebut hanya sekadar seremoni. Panduan harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga protokol yang telah dibuat dapat bermanfaat.
"Akibat pandemi telah terjadi disrupsi, banyak usaha yang melakukan remodeling. Yang terpenting dan harus diutamakan adalah keamanan," tegas Wishnutama.
Wishnutama menambahkan, selama masa pandemi, ribuan tenaga medis telah dikerahkan meskipun risikonya tinggi, tapi tidak ada kasus pandemi yang terjadi. Itu karena petugas kesehatan menjalankan protokol kesehatan yang baik dan betul. "Tahapan protokol kesehatan di berbagai subsektor. Tapi juga lakukan simulasi dan publikasi sebaiknya, kemudian uji coba, biar lebih paham," tandas Wishnutama.
Hal yang menarik dalam peluncuran itu adalah APJI memanfaatkan momentum untuk menapaki kerja sama dengan JIHS Politeknik Jakarta Internasional di bidang sumber daya manusia kepariwisataan dalam malakukan on the job training dan program pelatihan jangka pendek (short course). Editha Duarte selaku Education Advisor Artha Graha & Ketua Tim Formatur Politeknik JIHS mengungkapkan, kerja sama dengan APJI di era new normal, Politeknik Jakarta Internasional menghasilkan human capital yang andal dan penuh inovasi dalam food industry, food safety, serta inkubator bisnis bersama bahu membahu mengatasi krisis pendemi Covid-19.
"Panduan new normal dalam Food Catering Industry sangat esensial karena hanya dengan mengubah pola & budaya hidup sehat melalui pendidikan era baru, kita bisa bertahan menghadapi pendemi," ujar Editha.
Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pengusaha Keberatan Biaya Rapid Test
Sekjen DPP APJI Siti Radarwati selaku penanggung jawab pembuatan Panduan ini mengungkapkan bahwa proses pembuatan Panduan telah melalui telaah pustaka dari berbagai aturan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah serta nonpemerintah, diskusi, serta masukan berbagai pihak yang kompeten yang dirangkum oleh Tim Penyusun.
Tashya Megananda Yukki selaku Ketua DPD DKI Jakarta juga sebagai salah satu anggota Tim Penyusun Panduan mengatakan bahwa kebutuhan akan Panduan bagi anggota APJI di daerah sangat ditunggu-tunggu agar dapat segera produktif dan tetap aman dari Covid 19 sehingga anggota APJI dan pengusaha makanan dan minuman pada umumnya dapat turut membangkitkan ekonomi. Situasi new normal saat ini membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak agar kita dapat kembali seperti sedia kala.
"Kami berharap sinergi antara pemerintah dan para pelaku usaha, salah satunya APJI dapat makin kuat terutama di masa sulit seperti ini. Kami sangat mengapresiasi diluncurkannya buku panduan ini dan berharap buku ini dapat menjadi acuan seluruh pelaku usaha jasaboga di Indonesia."
Menyinggung detail materi Panduan, Ibu Rahayu Setiowati yang akrab dipanggil Ibu Ayu menjelaskan, Panduan ini terdiri dari protokol umum seperti tanggung jawab terhadap kesehatan pribadi seperti mencuci tangan dengan air yang mengalir, memakai masker, menjaga jarak, etika batuk & bersin. Sosialisai Protokol Kesehatan di fasilitas penunjang kerja seperti panduan bagi tamu, karyawan, dan manajemen yang ditempel di area yang mudah terlihat. Sementara, protokol khusus meliputi metode pelayanan, penyajian, dan penyiapan makanan dijabarkan dalam Panduan di 5 (lima) cluster pelayanan.
"Kami berharap dengan diluncurkannya Panduan ini, para pelaku usaha dapat lebih memahami protokol yang perlu dilakukan pada masa new normal. Bersama-sama membangkitkan ekonomi Indonesia sekaligus mendukung pemerintah dalam pencegahan penularan Covid-19," tutup Rahayu Setiowati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum