PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan memperkuat bisnis kargo sebagai rencana bisnis jangka panjang untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19.
"Ke depan, kargo ini akan menjadi salah satu core bisnis yang kita harapkan berkontribusi terhadap pendapatan Garuda secara jauh signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Baca Juga: Ya, Tuhan! Utang Garuda Indonesia Rp32 T, 400 Orang Pensiun Dini
Irfan mengatakan, dari sisi pendapatan, sebesar 80% disumbangkan pendapatan penumbang, 7% kargo, haji 7,2%, dan lain-lainnya sebesar 5%. Ia mengatakan bahwa Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat negatif kepada seluruh perusahaan maskapai penerbangan di dunia termasuk Garuda.
Hal ini ditunjukkan dari pendapatan Garuda yang telah menurun secara signifikan dari Januari hingga Mei 2020. "Penurunan pendapatan Garuda hampir 90%, sementara biaya operasional kita hanya mampu menurunkan di level 60% sehingga ada gap yang cukup signifikan antara pendapatan dan biaya," ujarnya.
Lebih lanjut Irfan mengungkapkan, posisi finansial Garuda per 1 Juli 2020 di mana cashflow sekitar US$14,5 juta, sementara pinjaman bank dan lembaga keuangan sebesar US$1,3 miliar dan utang usaha dan tax sebesar US$905 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum