Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Kualitas Petani Milenial, BPPSDMP Kuatkan Pendidikan Vokasi

        Demi Kualitas Petani Milenial, BPPSDMP Kuatkan Pendidikan Vokasi Kredit Foto: BPPSDMP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Visi Presiden 2020–2024 adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandasakan gotong royong. Sementara misinya adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui pembentukan karakter SDM sebagai pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, serta menguasasi ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerja sama dunia industri.

        Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pembangunan pertanian mempunyai tujuan menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa, meningkatkan kesejahteraan petani, serta meningkatkan ekspor komoditas pertanian.

        Upaya mewujudkan itu adalah melakukan produktivitas komoditas pertanian dengan dukungan SDM pertanian yang andal, maju, mandiri, modern, dan berdaya saing. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian menilai pentingnya upaya mencetak generasi muda pertanian menjadi tenaga ahi pertanian yang berkualitas dan kompetitif. 

        Baca Juga: Ekspor Pertanian Terus Cerah, Kementan Happy Tiada Tara

        Menyambung arahan Mentan, dalam webinar Penguatan Proses Pembelajaran Pendidikan Vokasi pada Kams (16/7/2020), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengungkapkan bahwa saat ini jumlah petani Indonesia sebanyak 33 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 70% berusia di atas 45 tahun, bahkan ada yang di atas 50 tahun, dengan tingkat pendidikan rata-rata di bawah SMA.

        Sisanya adalah petani muda yang biasa disebut petani milenial. Dari data tersebut, diperkirakan ke depan, bila tidak ada upaya regenerasi petani, pertanian Indonesia akan ambruk. Komoditas pangan bisa jadi hanya bergantung pada impor. Itu merupakan malapetaka bagi Indonesia.

        "Maka mutlak kita harus lakukan regenerasi petani, salah satunya melalui pencetakan generasi milenial pertanian di lembaga pendidikan vokasi pertanian Kementerian Pertanian," kata dia melalui siaran persnya.

        Dedi menilai, penguatan pembelajaran pendidikan vokasi pertanian penting dilakukan, salah satunya dengan menghadirkan Anggota Komisi IV DPR RI, Mindo Sianipar serta Ketua KTNA Pusat Winarno Tohir pada webinar tersebut.

        Menurut Dedi, pengembangan pendidikan vokasi menjadi kunci utama tercetaknya generasi milenial pertanian yang akan menjadi petani milenial. Generasi milenial rata-rata cerdas. Mereka melek teknologi. Pintar Inovasi. Di tangan mereka, pertanian akan maju, mandiri, dan modern serta akan menjadikan negara Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

        Mindo Sianipar menguatkan pernyataan Kepala BPPSDMP Kementan. Dia mengatakan bahwa lahirnya generasi milenial pertanian mutlak harus ada. Melalui pendidikan vokasi pertanian, akan lahir petani milenial yang memajukan pembangunan pertanian.

        Selain membahas pendidikan vokasi, Mindo mengatakan, saat ini, wadah rembug untuk konsolidasi, saling membahas permasalahan dalam produksi pangan mutlak harus ada. Dalam rembug tani, masing-masing pihak terkait pertanian akan saling bersinergi dan mendorong petani untuk lebih banyak memproduksi komoditas pertanian.

        "Mendorong petani untuk menjadi petani maju, mandiri, dan modern. Petani yang paham terhadap inovasi teknologi pertanian dan petani yang cakap menggunakan sarana-prasaran modern pertanian," jelasnya.

        Sementara itu, Ketua KTNA Pusat, Winarno Tohir mengatakan bahwa petani di Indonesia harus lebih didorong untuk menerapkan metode pertanian maju, mandiri, dan modern. Model pelatihan pertanian di Jepang, baik untuk dicontoh. Kurikulum pembelajaran, etos dosen dan model magang yang ketat dengan rajin belajar literasi, mengamati perkembangan IPTEK, serta perkembangan tren komoditas pertanian.

        Di penghujung webinar, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa saat ini, pendidikan vokasi pertanian di bawah Kementan telah menerapkan penguatan kelembagaan dan kerja sama pendidikan dengan dunia industri, perguruan tinggi mitra, serta instansi pemerintah lain.

        Beberapa bentuk kerja samanya, antara lain terkait penyusunan kurikulum pembelajaran link and match dengan dunia industri, menghadirkan tenaga pengajar dari praktisi, industri, dan pelaku usaha pertanian sukses, dosen magang, mahasiswa dan siswa di industri, serta pengembangan model pembelajaran teaching factory dan teaching farm bekerja sama dengan perusahaan sektor pertanian dan peternakan. (VTR-Pusdiktan)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: