Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Allianz Gelar Kompetisi Lawan Bullying dengan Stand-Up Comedy

        Allianz Gelar Kompetisi Lawan Bullying dengan Stand-Up Comedy Kredit Foto: Allianz
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perundungan atau bullying di kalangan remaja merupakan masalah global yang juga terjadi di Indonesia. Menurut riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018, sebanyak 41,1% murid di Indonesia pernah mengalami bullying. Masih menurut riset yang sama, Indonesia menempati posisi ke-5 dari 78 negara dengan murid terbanyak yang mengalami perundungan.

        Menanggapi hal ini, Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli bekerja sama dengan EDU Foundation menyelenggarakan Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi untuk mengedukasi masyarakat, khususnya remaja, terkait bullying dengan cara yang menyenangkan, serta mengurangi perilaku bullying yang marak terjadi di kalangan remaja.

        Baca Juga: Allianz Donasikan Paket Sembako dan Masker ke Sejumlah Kota

        Ketua Yayasan Allianz Peduli Ni Made Daryanti mengatakan Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi merupakan salah satu bentuk kepedulian Allianz Indonesia terhadap dunia pendidikan di Indonesia sesuai dengan salah satu pilar CSR, yaitu pendidikan.

        "Kami menggandeng EDU Foundation menginisiasi PEDIA (Program Edukasi Inovatif untuk Anak). Selain kompetisi, terdapat kegiatan SMILEY (Smart Mobile Library) dan kegiatan edukatif berbasis sains untuk meningkatkan minat membaca dan berinovasi pada anak-anak sejak dini sehingga kualitas pendidikan anak dan remaja meningkat melalui program ini," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (23/7/2020).

        Kompetisi ini diluncurkan bersamaan dengan online workshop yang menghadirkan psikolog Astrid Wen dan stand-up comedian Mo Sidik serta dihadiri secara virtual oleh para siswa-siswi dari beberapa SMP serta SMA/SMK di Jabodetabek.

        Sejak pertama kali diluncurkan pada 2018, terapi asertif menggunakan stand-up comedy untuk melawan aksi bullying ini mendapatkan respons positif dari para siswa, orang tua, hingga guru.

        Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi ini terbuka untuk seluruh jenjang usia kategori SMA/SMK/MA. Pendaftaran dimulai pada Agustus dan akan diberikan pembekalan diri, yaitu Psikoedukasi Self-Worth dan pelatihan stand-up comedy untuk 25 pendaftar yang lolos di September.

        Setelah itu, 12 peserta terbaik akan lolos ke babak final dan memiliki kesempatan untuk dibimbing oleh komika untuk menyiapkan penampilan malam final di Oktober. Yang menarik, para pemenang ini nantinya menjadi duta yang akan melakukan kampanye anti-bullying melalui media sosial.

        Selain kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi, rangkaian kegiatan PEDIA yang telah dijalankan Yayasan Allianz Peduli bersama EDU Foundation meliputi kantin sehat, gerakan cuci tangan, serta pelatihan kurikulum 2013 dan pembuatan alat permainan edukatif (APE) untuk pengajar PAUD.

        Program ini juga menghadirkan Smart Mobile Library (Smiley) yang berisi perpustakaan dan laboratorium keliling ke sekolah-sekolah dan beberapa Ruang Publik Terpadu untuk Anak (RPTRA) di Jakarta. Kegiatan ini telah membuka peluang bagi 500 anak dan remaja di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu bullying.

        "Kami berharap program ini bisa terus diimplementasikan secara menyeluruh untuk menjangkau seluruh anak Indonesia sehingga anak-anak semangat untuk belajar ke sekolah serta berani berinovasi melalui metode edukasi yang menyenangkan," jelas Daryanti.

        Direktur EDU Foundation Zulkifli Tegar mengatakan metode asertif dipilih oleh EDU Foundation karena dapat meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri melalui perasaan, perilaku, harapan, dan opini dalam perilaku sosial yang tepat.

        "Stand-up comedy digunakan sebagai act media yang cocok khususnya untuk remaja usia SMP dan SMA/SMK. Stand-up comedy membuat siswa-siswi tidak merasa dinasehati. Selain itu, komedi juga menjadi sebuah katarsis dan cara melepaskan perasaan, baik untuk korban dan pelaku bullying," pungkas Zulkifli Tegar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: