PT Len Industri (Persero) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menguji sistem driver driverless atau tanpa masinis pada Skytrain atau Automatic People Mover System (APMS) Bandara Soekarno Hatta dalam rangka kegiatan akhir audit teknologi Communication-Based Train Control (CBTC) oleh BPPT di Tangerang, Senin (20/7/2020).
Dengan Sistem CBTC, APMS Kalayang tersebut akan menjadi moda transportasi kereta tanpa masinis pertama di Indonesia yang dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara.
"Tim BPPT membantu audit dari sistem perkeretaapian di kalayang ini. Kita sudah melihat performa, sistem, dan seluruh aspek. Selama 14 bulan, kita cek dan kali ini kita sudah memastikan semua bergerak dengan baik. Beberapa waktu lalu saya dilapori tim yang menguji, ada beberapa prosedur yang perlu diperbaiki, terus sudah ditangani dengan baik. Kali ini sudah clear semua sehingga kita bisa mengeluarkan rekomendasi teknis dari BPPT," kata Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT Eniya Listiani Dewi.
Baca Juga: 75% UKM Indonesia Optimis Bisa Bangkit dengan Adaptasi Digital
Eniya meninjau ruang operation control center (OCC) untuk memantau uji ketahanan (endurance test) operasi driverless APMS Kalayang yang sedang menjalankan empat train set kalayang secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3 dan sebaliknya secara looping terus menerus dan melihat peralatan trackside CBTC di Equipment Room (ER).
Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero), Linus Andor M Sijabat mengatakan setelah dari audit ini mendapatkan rekomendasi dari BPPT, selanjutnya akan dilanjutkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.
"APMS Kalayang Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara," kata Linus.
Beroperasi sejak September 2017 (belum driverless), APMS Kalayang digunakan oleh rata-rata 20 ribu-25 ribu penumpang per hari di empat terminal Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kini pengoperasian dan pemeliharaan APMS Kalayang dilakukan oleh PT Len Industri.
PT Angkasa Pura II dalam membangun moda ini mempercayakan PT Len Industri untuk membangun seluruh fasilitas operasinya, seperti sistem persinyalan CBTC (ATP, ATO, CBI, dan ATS), sistem OCC (ruang kendali), sistem telekomunikasi, dan sistem kelistrikan (Power Substation, Power Rail 750 VDC), memasok sarana keretanya, dan menangani integrasi sistem prasarana jalan kereta, sarana kereta, dan fasilitas operasi.
CBTC menggunakan teknologi persinyalan moving block memungkinkan blok kereta yang fleksibel, berubah-ubah, dan bergerak sesuai dengan pergerakan dan spesifikasi keretanya sehingga headway atau jarak keberangkatan antarkereta dapat diatur lebih dekat, namun tetap dalam jarak aman dalam menggunakan transportasi massal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: