Direktur Bisnis Konsumer BNI, Corina Leyla Karnalies, menilai bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat dalam membeli hunian. Pasalnya, menurut data Bank Indonesia, kenaikan harga properti di pasar primer pada kuartal I 2020 melambat.
Perlambatan ini terindikasi dari Index Harga Properti Residensial yang menurun -1,68% dibandingkan kuartal IV 2019 yang sebesar 1,77%. Perlambatan kenaikan harga properti ini diperkirakan akan berlanjut di kuartal II 2020.
Baca Juga: Investasi Properti Lagi Kurang Laku, Volumenya Anjlok 32%
Apalagi, kondisi pandemi Covid-19 seharusnya membuat masyarakat dapat menyisihkan lebih banyak uang untuk DP atau membeli rumah. Hal ini lantaran pandemi mengharuskan masyarakat beraktivitas di rumah saja sehingga uang yang tadinya disiapkan untuk pulang kampung, liburan, dan kegiatan luar rumah lain (hangout) bisa dialihkan untuk tambahan membeli rumah sekaligus investasi.
Nah, untuk Anda, khususnya para milenial, Direktur Bisnis Konsumer BNI, Corina Leyla Karnalies, punya beberapa tips yang bisa dipakai sebagai patokan bagi kaum milenial dalam mencari hunian.
"Seharusnya pilih bank yang baik untuk pembiayaannya karena dalam properti, akan terjalin hubungan jangka panjang. Sebab, KPR pasti jangka panjang, bisa 10 tahun," jelasnya di Jakarta, Jumat (24/7/2020).
Untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Corina menyarankan untuk memilih bank dengan reputasi baik lantaran KPR adalah kontrak jangka panjang dengan tenor pinjaman 10 hingga 30 tahun.
"Kemudian jangan terjebak dengan promo KPR bunga murah. Umumnya, suku bunga promo hanya berlaku fixed (tetap) rata-rata 1 s.d. 3 tahun saja. Selanjutnya, berlaku suku bunga floating (mengambang) yang ditentukan oleh bank berdasarkan kondisi market saat itu," tambahnya.
Selanjutnya, apabila kesulitan DP (down payment), pilih bank dengan penawaran DP ringan atau apabila membeli properti melalui pengembang tanyakan opsi cicilan DP yang tersedia (umumnya hingga 2 s.d. 3 tahun).
Yang tak kalah pentingnya adalah tentukan cicilan KPR sesuai kemampuan dengan menyisihkan misalnya 30% dari penghasilan untuk cicilan KPR per bulan.
"Lalu, manfaatkan penawaran bank khususnya fitur fleksibel payment misalnya opsi grace period selama jangka waktu tertentu sehingga cicilan menjadi lebih ringan dan tidak perlu kehilangan lifesytle ala milenal seperti beli gadget baru, travelling, hangout di café, dan lain-lain," tuturnya.
Tips terakhir, lanjut Corina, persiapkan dana untuk biaya-biaya KPR sekira 3% sampai dengan 5% dari nilai plafon kredit yang disetujui bank. Persiapan dana ini antara lain akan digunakan untuk biaya provisi dan administrasi, hingga penutupan asuransi jiwa kredit dan kerugian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum