Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Ajak Satu Rasa, Khofifah Ajak Satu Frekuensi

        Jokowi Ajak Satu Rasa, Khofifah Ajak Satu Frekuensi Kredit Foto: Antara/Moch Asim
        Warta Ekonomi -

        Menanggulangi Covid-19, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sejalan dengan Presiden Joko Widodo. Jokowi mengajak satu rasa. Khofifah mengajak satu frekuensi. Tujuannya sama, agar corona cepat minggat, ekonomi segera meningkat.

        Sejak Jatim menempati posisi teratas dengan jumlah pasien corona tertinggi di tanah air, Khofifah menjadi sorotan. Banyak pihak mengkritiknya. Tapi banyak pula yang memberikan pujian karena Jatim tercatat sebagai provinsi dengan jumlah pasien sembuh terbanyak.

        Baca Juga: Cita-Cita Khofifah: Tarik Sebanyak-Banyaknya Turis, Ekonomi Pulih

        Hadir sebagai tamu di acara RMInsight, Khofifah menceritakan semua pengalamannya perang dengan corona. Langkah-langkah yang dilakukan hingga tingkat keberhasilannya.

        "Alhamdulillah secara persentase, kesembuhan Jatim 57,89 persen. Sedangkan nasional hanya 56,6 persen. Kita tidak hanya melihat persentase, secara kuantitatifnya mencapai 11.546 pasien. Ini kinerja para dokter, rumah sakit, asosiasi, yang luar biasa keras kerjanya," kata Khofifah memulai paparannya.

        Eks Menteri Sosial ini membandingkan angka kesembuhan di Jatim dengan provinsi lainnya. Sebut saja Jawa Tengah 3.950 pasien dan Jawa Barat 2.475 pasien. Jumlah kesembuhan di Jatim hanya kalah dari DKI Jakarta yang mencapai 11.585 pasien.

        Khofifah mengklaim bahwa saat ini puncak kasus di Jatim sudah selesai. Berbagai cara dia lakukan seperti memperbanyak rapid test dan PCR sampai memperbanyak laboratorium.

        Ketua Muslimat NU ini juga membentuk Kampung Tangguh maupun Pesantren Tangguh. Tujuannya, untuk mengedukasi masyarakat tentang corona termasuk merevisi Perda Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat.

        Untuk diketahui, tingginya angka kesembuhan di Jatim muncul usai Presiden Jokowi berkunjung ke Jatim Kamis (25/6/2020). Kunjungan itu dilakukan Jokowi setelah tiga hari dirinya menggelar Rapat Kabinet Paripurna di Istana Merdeka.

        Videonya kemudian di upload Minggu (28/6/2020). Isinya, Jokowi memarahi kinerja sejumlah menteri. Apa ada kaitannya? Khofifah menegaskan kehadiran Jokowi ke Jatim hanya untuk men-support. "Beliau menyampaikan, triple T: testing, tracing, treatment."

        Kemudian, Presiden Jokowi mengatakan harus satu rasa. "Kalau saya menyebutnya satu frekuensi. Lalu menyampaikan kita ini harus mengubah channel dari ordinary ke extraordinary," kenang Khofifah.

        Sebab itu, untuk menyamakan frekuensi, Khofifah akan mengumpulkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun lembaga yang setara, seperti Kepolisian Daerah Jatim, Komando Daerah Militer V/Brawijaya atau biasa disingkat Kodam V/Brawijaya, dan lainnya, Senin (27/7/2020).

        Begitu juga dengan para bupati dan wali kota se Jatim. Bahasannya pemulihan ekonomi dengan tidak mengendurkan protokol kesehatan.

        "Bahasanya Pak Presiden itu, gas dan rem harus sama-sama dikendalikan," katanya.

        Khofifah juga menyinggung soal ekonomi di Jatim. Jika Presiden membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Jatim punya 4 Rumpun Gugus Tugas yakni rumpun promotif dan preventif, rumpun tracing, dan rumpun kuratif. Tak lupa, ada rumpun ekonomi sosial yang dibentuk untuk mengatasi dampak ekonomi saat pandemi. Hasilnya, rumpun ini sudah membuat detail rekomendasi per kegiatan usaha yang bisa dijalankan.

        Apalagi, belum lama ini Jokowi bersama Menkop UKM Teten Masduki menyiapkan Rp1 triliun melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB UMKM). Juga Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk pinjaman ke daerah.

        "Saya ingin memastikan, harus produktif dan bisa dihitung break-even point (BEP)," tegasnya.

        Khofifah mengakui, program itu pasti tidak mudah. Pertama, wisata desa dulu. Hotel boleh buka, okupansinya 50 persen untuk 5 hari.

        "Restoran juga enam hari buka, satu hari bersih-bersih. SOP-nya ketat. Kalau untuk mall, hotel, restoran kebanyakan lulusan SMK. Kalau tidak segera dijalankan, banyak yang pengangguran," tuturnya.

        Khofifah pede alias percaya diri perekonomian di daerahnya tidak akan minus. Paling parah hanya melambat di kuartal II-2020 sehingga dengan dibukanya kegiatan ekonomi, harapannya konsumsi bisa terdongkrak di kuartal III-2020.

        Salah satu kegiatan ekonomi yang terbilang vital di Jatim adalah sentra produksi tebu. Satu perusahaan di sektor ini bisa menyerap 69 ribu pekerja. Tentu kondisi ini menjadi dilematis bagi dirinya. Di satu sisi menggerakkan ekonomi, di sisi lain menjaga kesehatan warganya.

        Namun bukan Khofifah namanya jika tak langsung turun ke lapangan. "Alhamdulillah masa giling akhir Mei hingga awal Juni. Saya menyampaikan ke mereka, ini kemarau masa tanam harus cepat. Selain menyampaikan secara virtual, saya juga ikut nandur. Karena Jatim ini sebagai lumbung pangan nasional. Jangan sampai produksinya turun," imbuhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: