Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Restrukturisasi Kredit BCA Capai Rp115 T, Jahja: Bisa Naik Lagi

        Restrukturisasi Kredit BCA Capai Rp115 T, Jahja: Bisa Naik Lagi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau Bank BCA terus melaksanakan program restrukturisasi kredit kepada nasabahnya. Hal ini merupakan salah satu program untuk membantu pelaku usaha di tengah pandemi Covid-19.

        Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan bahwa pihaknya saat ini fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis pada program restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen. 

        "Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit," ujar Jahja dalam video conference, Senin (27/7/2020).

        Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, Selasa 28 Juli 2020: Tembus ke Atas Rp1 Juta

        Jahja menambahkan, selama bulan Maret sampai dengan Juni 2020, BCA telah memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp115 triliun atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah.

        "Kami melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30%dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah," ucapnya.

        Sementara itu, BCA tetap mampu menjaga permodalan bank. Adapun, pada laporan kinerja keuangan Semester I-2020, BCA tetap menjaga pada posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 22,9%

        "Ini jauh di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator. Rasio kredit bermasalah atau NPL sebesar 2,1% dibandingkan 1,4% pada Juni 2019. Bank membukukan rasio pengembalian terhadap aset (ROA) 3,1% dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) 15,6% pada semester pertama 2020," katanya.

        Baca Juga: Semester I 2020, BCA Bukukan Laba Bersih Rp12,2 Triliun

        Jahja menambahkan, di tengah tantangan pandemi Covid-19, pihaknya juga berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga yang tinggi pada semester I-2020. Di mana dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% year on year (YoY) mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020.

        Selain itu, jaringan transaksi perbankan yang luas merupakan faktor pendorong pertumbuhan dana CASA. BCA terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digital channels. Jumlah rekening tumbuh 11,9% YoY mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online.

        "Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% YoY mencapai Rp185,6 triliun. Secara keseluruhan total dana pihak meningkat 13,0% YoY menjadi Rp761,6 triliun. Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR sebesar 73,3%. Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi," ucapnya.

        Pada semester pertama 2020, Perseroan juga berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga membantu meringankan tekanan pada pendapatan bunga gross yang diakibatkan oleh peningkatan restrukturisasi kredit. Pendapatan bunga bersih naik 10,6% YoY menjadi Rp27,2 triliun. Pencapaian ini mendukung Bank untuk membukukan total pendapatan operasional sebesar Rp37,8 triliun, tumbuh 10,3% YoY.

        "Di lain sisi, beban operasional tumbuh lebih rendah, sebesar 3,8% YoY menjadi Rp16,2 triliun. Dengan demikian, laba sebelum provisi dan pajak BCA mencapai Rp21,5 triliun, tumbuh 15,8% YoY, dimana pertumbuhan yang baik tersebut telah memberikan ruang untuk mengantisipasi kenaikan biaya pencadangan kredit," kata dia.

        Dia mengatakan, di tengah situasi saat ini BCA bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi guna mencapai pemulihan. Dalam memenuhi kebutuhan nasabah bertransaksi perbankan dari rumah, BCA terus melakukan berbagai inisiatif pengembangan digital channels yang dimiliki.

        "Kami mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mendukung aktivitas operasional harian, baik untuk internal maupun ekternal” tutur Jahja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: