PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan entitas anak mencatatkan kinerja keuangan yang cukup solid untuk periode semester I 2020 di tengah pandemi Covid-19. Laba sebelum provisi dan pajak bertumbuh positif, ditopang oleh penurunan biaya dana (CoF) dan perlambatan pertumbuhan beban operasional.
Pada sementer I 2020, laba bersih BCA tercatat sebesar Rp12,2 triliun, lebih rendah 4,8% dibandingkan Rp12,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Fee-based Income Masih Primadona, Laba Bank Bukopin Cerah
"Pada semester pertama 2020, perseroan berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga membantu meringankan tekanan pada pendapatan bunga gross yang diakibatkan oleh peningkatan restrukturisasi kredit," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Senin (27/7/2020).
Tercatat, pendapatan bunga bersih yang naik 10,6% YoY menjadi Rp27,2 triliun. Pencapaian ini mendukung bank untuk membukukan total pendapatan operasional sebesar Rp37,8 triliun, tumbuh 10,3% YoY. Di lain sisi, beban operasional tumbuh lebih rendah, sebesar 3,8% YoY menjadi Rp16,2 triliun.
"Dengan demikian, laba sebelum provisi dan pajak BCA mencapai Rp21,5 triliun, tumbuh 15,8% YoY, di mana pertumbuhan yang baik tersebut telah memberikan ruang untuk mengantisipasi kenaikan biaya pencadangan kredit," tukasnya.
Biaya pencadangan penurunan nilai aset adalah sebesar Rp6,5 triliun pada semester pertama tahun 2020, sejalan dengan peningkatan risiko potensi penurunan kualitas kredit.
Di tengah berbagai tantangan yang sedang dihadapi, BCA tetap mampu menjaga permodalan bank pada posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 22,9%, jauh diatas rasio yang ditetapkan oleh regulator.
Rasio kredit bermasalah atau NPL di semester I 2020 sebesar 2,1%, naik 0,7% dibandingkan 1,4% pada Juni 2019. Bank membukukan rasio pengembalian terhadap aset (ROA) 3,1% dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) 15,6% pada semester pertama 2020.
Meski demikian, BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga yang tinggi pada semester pertama 2020. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% YoY, mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020.
"Jaringan transaksi perbankan yang luas merupakan faktor pendorong pertumbuhan dana CASA," tegas Jahja.
BCA terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digital channels. Jumlah rekening tumbuh 11,9% YoY mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online.
Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% YoY mencapai Rp185,6 triliun. Secara keseluruhan, total dana pihak meningkat 13,0% YoY menjadi Rp761,6 triliun.
"Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR sebesar 73,3%. Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: