Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Istana Jawab Kritik Pemuja Jokowi yang Sekarang Sudah Sadar

        Istana Jawab Kritik Pemuja Jokowi yang Sekarang Sudah Sadar Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berubahnya sikap sejumlah pendukung Presiden Jokowi, dari lovers menjadi haters, ditanggapi santai pihak Istana. Lingkaran RI 1 menyatakan tidak marah. Malah senang.

        Belakangan ini, banyak pendukung Jokowi di Pilpres 2019 berubah menjadi pengkritik. Mereka antara lain pengamat politik Abdillah Toha, cendikiawan muda NU Akhmad Sahal, komedian Ernest Prakasa, dan mantan aktivis 98 Savic Ali.

        Baca Juga: Tiap Hari Bertambah, Jokowi Tebar Optimisme Tapi Cemas Juga

        Kritikan para pendukung Jokowi yang juga jadi seleb medsos itu, pedas-pedas dan bikin kuping panas. Namun, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian memastikan, Jokowi tak masalah dengan berubahnya sikap para pendukung itu. Sebab, Jokowi bukan sosok antikritik. Baginya, kritikan dari para pendukung itu justru wujud perhatian ke Jokowi.

        "(Kritikan) itu tidak ditanggapi secara reaktif, tetapi secara apresiatif," kata Donny, ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

        Kritikan yang dipandang penting, lanjut Donny, biasanya ditindaklanjuti secara serius oleh Jokowi. Baik dari pendukung maupun di luar pendukung Jokowi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan yang melontarkan kritik akan diundang ke Istana.

        "Untuk memaparkan secara lebih detail," terangnya.

        Tentu, tidak semua pengkritik akan diundang ke Istana. Sebagai gantinya, pemerintah biasanya akan memberikan penjelasan secara terbuka. Atau, kritikan itu akan ditempatkan sebagai bahan masukan. 

        Donny kemudian mencoba menjawab satu-persatu kritikan yang dilontarkan pendukung Jokowi. Misalnya, atas kritikan Ernest dan Akhmad Sahal soal restu Jokowi terhadap pencalonan Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Kota Solo. 

        Menurut Donny, di satu sisi Gibran memang anak Presiden. Tapi, di lain sisi, Gibran merupakan warga negara yang memiliki hak dipilih dalam suatu kontestasi politik.

        "Harus dilihat dalam posisi seperti itu. (Gibran) bukan kemudian ditunjuk (jadi Wali Kota Solo) secara otomatis. Ini melalui proses demokratis," kata Donny. "Biar rakyat yang menentukan lewat proses demokrasi," lanjutnya

        Dia memastikan, restu Jokowi ke Gibran bukan bagian dari politik dinasti. "Kalau dinasti kan turun-temurun. Jadi, pasti jatuh ke yang bersangkutan. Ini kan tidak pasti," terang dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: