Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menuturkan berjuang untuk kemerdekaan bangsa merupakan perbuatan mulia dan luar biasa. Hal itu disampaikan setelah mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Bung Karno pada masa itu diasingkan di kota kecil dan terpencil namun tetap gigih berjuang,” ujar Gus Jazil di Ende, dalam rilis yang diterima Rabu di Jakarta, (29/7/2020).
Baca Juga: Palestina Puji UNESCO Lindungi Situs Sejarah dari Israel
Untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dikatakan bangsa ini harus mengisinya dengan perbuatan nyata.
Di Ende banyak jejak dan peninggalan Sukarno saat menjalani masa pengasingan. Untuk itu politisi PKB ini berharap agar Kabupaten Ende mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
“Agar masyarakat Ende menjadi bangga dari apa yang dimiliki di tempat ini,” tuturnya.
Dirinya berharap situs pengasingan ini bisa lebih mendapat perhatian dari pemerintah. Selama ini, tempat itu seperti hanya sebatas menjaga apa yang ada. Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu mendorong agar di sekitar situs pengasingan ada lahan parkir sehingga kendaraan pengunjung tidak berhenti di jalan.
Tak hanya itu, menurut Gus Jazil juga perlu adanya sentuhan teknologi dari koleksi-koleksi yang ada. Dengan sentuhan teknologi diharap mampu lebih menjelaskan asal usul koleksi dan barang tersebut.
“Misalnya, setrika yang ada itu buatan mana,” tuturnya.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini minta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperhatikan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende. Ia menyayangkan jikalau bantuan dari pemerintah pusat hanya diberikan bila sesuatu itu menguntungkan atau memberikan pendapatan.
Menjaga situs-situs sejarah perjuangan bangsa menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu perlu agar anak dan cucu kita mengerti dan paham sejarah perjuangan bangsa.
“Kita harus tahu betapa sulitnya Bung Karno dan keluarga hidup di pengasingan pada tahun 1934,” ungkapnya.
Menurutnya, generasi milineal saat ini lebih paham K-Pop sebab pemahaman dan pendidikan sejarah mereka belum disampaikan secara massif dengan teknologi dan budaya yang sesuai dengan perkembangan jaman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: