CEO perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, ByteDance, mengatakan dia yakin Amerika Serikat sedang mencoba untuk membunuh aplikasi yang sangat populer ketika Presiden Donald Trump menekan untuk menjual dan memotong hasil dari itu.
Dalam email yang bocor kepada karyawan China, CEO Zhang Yiming juga tengah dikritik di negaranya lantaran membicarakan untuk menjual setidaknya sebagian TikTok ke Microsoft.
Baca Juga: China Tak Terima Kalau TikTok 'Dicuri' Amerika
Namun, ia mengatakan beberapa orang memiliki kesalahpahaman tentang pembicaraan tersebut .
"Tapi ini bukan tujuan mereka, atau bahkan apa yang mereka inginkan," tulisnya. "Tujuan sebenarnya mereka adalah mencapai larangan yang mutlak." ujar pendiri TikTok tersebut.
Sejak Senin, beberapa pengguna di China mengatakan mereka akan menghapus aplikasi ByteDance dari ponsel mereka karena mereka percaya perusahaan itu terlalu cepat menyerah terhadap AS.
Sementara yang lain mendesak ByteDance untuk belajar dari Google yang menarik diri dari China pada 2010 daripada menjual operasinya.
"Saya benar-benar mengerti [kritik]," kata Zhang dalam email. “Orang-orang memiliki harapan yang tinggi terhadap sebuah perusahaan yang didirikan oleh orang Cina dalam skala global tetapi memiliki sedikit informasi tentangnya. Dengan banyak keluhan terhadap pemerintah AS, mereka cenderung mengecam kami dengan kritik keras,” tambah Zhang.
Media China menyebut AS sebagai negara penipu usai Trump mengusulkan untuk mengambil bagian dari penjualan paksa TikTok ke Microsoft. Bahkan, para kritikus mengatakan sebagai perampokan terbuka.
"Dunia menyaksikan dan Tuhan menyaksikan bagaimana Presiden Trump mengubah Amerika yang dulunya hebat menjadi negara nakal," cuit Hu Xijin, pemimpin redaksi juru bicara negara China Global Times.
Trump mengatakan bahwa TikTok akan gulung tikar di AS pada 15 September apabila tidak mencapai kesepakatan untuk penjualan.
TikTok telah menjadi subyek meningkatnya pengawasan dari pejabat AS atas kekhawatiran bahwa Partai Komunis Tiongkok dapat memaksa ByteDance untuk menyerahkan informasi pengguna yang berharga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: