Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pandemi Belum Usai, BPR Dinilai Masih Prospektif

        Pandemi Belum Usai, BPR Dinilai Masih Prospektif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam masa Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digalakkan pemerintah belakangan ini, kelompok Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dinilai masih prospektif dengan adanya segmen konsumen yang cukup baik dalam meningkatkan fungsi intermediasinya di tahun ini.

        Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan, kondisi perbankan secara keseluruhan masih relatif stabil. Guna menjaga likuiditas perbankan, lanjutnya, LPS kembali menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum dan BPR masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).

        Dengan demikian, tingkat bunga penjaminan LPS di bank umum untuk simpanan rupiah adalah 5,25 persen, bank umum untuk simpanan valas 1,5 persen, dan di BPR untuk simpanan rupiah sebesar 7,75 persen.

        Baca Juga: Ekonomi RI Jeblok, Asing Angkat Kaki Berjamaah dari Pasar Modal

        Baca Juga: Gotong Royong UMKM: Kunci Ketahanan Ekonomi di Masa Pagebluk

        "LPS bersama dengan OJK juga telah memberikan beberapa insentif bagi BPR. Dari sisi LPS misalnya memberi keringanan bagi perbankan dalam membayar premi penjaminan yang berlaku. Relaksasi pembayaran premi penjaminan berlaku selama 3 semester mulai semester II 2020 hingga semester II 2021. Keringanan tersebut berupa penghapusan denda bagi yang terlambat membayar premi. Hal ini dalam rangka memberi ruang gerak bagi perbankan nasional," tambah Halim.

        OJK juga telah menerapkan relaksasi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh BPR di tengah masa sulit akibat pandemi ini.

        Melalui POJK Nomor 34/POJK.03/2020 tentang Kebijakan Bagi BPR dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 pada 2 Juni 2020, OJK meringankan penghitungan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) umum dan nilai Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) sebagai faktor pengurang modal inti dalam perhitungan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum.

        Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Umum Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menyampaikan, industri BPR–BPRS dalam kondisi yang sehat, terjaga, dan masih tumbuh positif.

        "Hal ini tercermin dari beberapa indikator kinerja seperti, aset industri BPR per Mei 2020 tumbuh sebesar 6,08% dibandingkan posisi yang sama setahun yang lalu dan telah mencapai Rp145 triliun," ujarnya.

        Joko menambahkan, masyarakat masih percaya terhadap industri ini. Hal ini terlihat dengan tumbuhnya dana masyarakat yang disimpan di BPR, dalam bentuk tabungan tumbuh sebesar 6,77% dibandingkan tahun lalu, sedangkan deposito tumbuh sebesar 6,43%.

        Dari sisi likuiditas, BPR mampu menjaga likuiditasnya dengan baik. Hal ini tercermin dari rasio LDR yang mencapai 79,87%. Begitupula dari sisi penyaluran kredit, dalam masa pandemi masih tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat, terlihat naiknya jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk kredit sebesar 5,50% dibandingkan posisi setahun sebelum atau mencapai Rp110 triliun di Mei 2020. 

        Joko menegaskan dalam masa pandemi ini, industri BPR–BPRS akan terus menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan keuangan kepada masyarakat dengan tetap memegang teguh protokol kesehatan.

        "Kami akan selalu hadir di tengah masyarakat dalam kondisi apa pun, kami ada memang untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi masyarakat dan meningkatkan tingkat kesejahteraannya."

        Perbarindo mengapresiasi langkah–langkah yang telah diambil oleh pemerintah dan regulator dalam menyelamatkan ekonomi Indonesia sebagai dampak adanya pandemi Covid-19.

        "Kami menyambut baik kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, OJK, dan LPS yang telah memberikan insentif–insentif bagi industri BPR–BPRS untuk mengoptimalkan ruang relaksasi dalam menjaga kinerjanya. Tentu upaya tersebut merupakan cara yang ampuh bagi kita bersama untuk tetap bertahan, bangkit, dan menang melewati masa pandemi ini," tutup Joko.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: