Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Melonjak karena Tak Ada WFH

        Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Melonjak karena Tak Ada WFH Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Provinsi DKI Jakarta kembali mencatatkan rekor terbanyak penambahan kasus konfirmasi positif virus corona (Covid-19). Ada penambahan sebanyak 665 kasus corona pada Jumat, 7 Agustus 2020 kemarin. Jumlah tersebut tertinggi dibanding hari-hari sebelumnya.

        Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai bahwa kebijakan yang diambil Pemprov DKI Jakarta dalam menangani Covid-19 sudah relatif tepat, meskipun belum optimal.

        Baca Juga: Terungkap Penyebab Tingginya Kasus Positif Covid-19 di Jakarta

        Namun ia berpandangan, faktor penyebab tingginya angka penularan di Jakarta salah satunya justru karena kebijakan yang diambil oleh perkantoran. Menurut Dicky, masih banyak perkantoran di Jakarta yang tak mengambil kebijakan Work From Home (WFH) sebagai opsi utama dalam bekerja.

        "Ini terlihat dari banyaknya perkantoran masih melakukan aktivitas yang mengabaikan pencegahan Covid-19. Belum dijadikannya WFH sebagai opsi utama selama masa rawan pandemi," kata Dicky kepada Okezone, Sabtu (8/8/2020).

        Tak hanya itu, Dicky juga melihat masih banyak lingkungan di Jakarta yang belum sepenuhnya paham cara mengendalikan virus corona. Oleh karenanya, beberapa cara atau opsi dalam mengendalikan virus corona dinilai belum optimal.

        "Belum optimalnya pelibatan epidemiolog penyakit menular dalam penyusunan kebijakan pengendalian pandemi juga termasuk," ucapnya.

        "Ini menunjukkan bahwa masih banyak yang belum faham peran aplikasi ilmu ini dalam menentukan keberhasilan program pengendalian pandemi baik pada tingkat wilayah maupun di lingkup institusi," sambungnya.

        Lebih lanjut, Dicky menjelaskan, pendekatan pengendalian pandemi yang salah dapat mengakibatkan semakin banyak korban. Satu diantara pengendalian pandemi yang salah, kata Dicky, yakni sinergi koordinasi antardaerah.

        "Sebagai ahli pandemi yang sudah terlibat sejak SARS HIV dan Avian Flu Indonesia. Saya melihat pola pengendalian pandemi Covid ini masih belum sinergi antar daerah dan para pakar yangg terlibat belum optimal bersinergi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: