Konsep pernikahan yang dilakukan Yunita dan Karim bisa menjadi solusi bagi para pengantin yang bingung menggelar acara repsesi di tengah pademi virus corona atau Covid-19.
Acara repsesi drive thru atau layanan tanpa turun dari kendaraan dianggap aman bila harus menggelar pernikahan di era normal baru ini. Karena dengan konsep drive thru ini, para tamu undangan tidak sama sekali turun ketika menghadiri acara pernikahan, kerabat, teman atau rekan kerja.
Baca Juga: Cerita Acara Pernikahan Berujung Petaka Tertular Covid-19
"Jadi secara kontak fisik, konsep pernikahan ini sangat minim. Bahkan tidak ada," kata pemilik wedding organizer Khais Akbar ketika ditemui di kawasan Ruko Bekasi Town Square (Betos) Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Tamu undangan ketika datang ke acara repsesi cukup berada di dalam mobil. Bila hendak memberi salam kepada sang mempelai cukup membuka kaca mobil atau helm bagi mereka yang menggunakan roda dua.
Khais mengaku cukup beruntung dengan adanya pademi virus corona atau Covid-19 ini. Konsepnya yang dirancang sejak tahun 2015 ini, akhirnya bisa diterapkan.
"Awalnya memang mencari-cari apa sih wedding drive thru di internet, ternyata sudah banyak juga yang menerapkan seperti Malaysia dan Singapura," ungkap dia.
Setelah mengetahui hal tersebut, lantas dirinya meramu. Setelah begitu ada pesanan, maka persiapan pertama yang harus dilakukan adalah meninjau lokasi yang akan digunakan sebagai tempat repsesi.
Setelah tempat yang dimaksud sudah ditinjau, maka tahapan selanjutnya yakni mematangkan konsep. Proses ini, kata dia, membutuhkan waktu satu bulan. Karena sebagian pelanggan belum mengetahui pernikahan dengan konsep seperti ini.
"Kita beri pengetahui dulu, perkenalkan ke mereka agar sepakat," ujar dia.
Berdasarkan pengamatan di lokasi pernikahan Yunita dan Karim, tamu undangan hanya diperkanankan tetap di dalam mobil. Begitu tiba mereka sudah mendapatkan pelayanan dari panita.
Pelayanan itu, seperti mengisi buku tamu. Mereka hanya diminta menyebutkan nama. Begitu juga bila tamu undangan ingin memberikan kado atau amplop.
Para tamu undangan tinggal memberikan ke petugas, yang kemudian tamu undangan langsung bisa temu sapa dengan kedua mempelai atau orangtua mempelai. Mereka hanya diperkanankan untuk membuka kaca mobil.
Setelah bertemu sapa dengan kedua mempelai, mereka pun lantas kembali diberhentikan, untuk membawa bingkisan atau nasi kotak yang disediakan oleh panitia.
Adapun biaya konsep pernikahan literatur ini bisa mencapai Rp100-Rp150 juta. Adapun biaya biasa disesuaikan setelah tim WO telah mengetahui keinginan sang pemesan.
Seperti pernikahan yang dilakukan Yunita dan Karim, kata dia, konsep pernikahan ini memadukan konsep konvensional dengan drive thru yang ada di perusahan-perusahaan pelayanan mandiri.
"Pernikahan kami perpaduan konvensional dengan drive thru, yang ada di perusahan pelayanan mandiri," ungkap mempelai pria Karim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: