Perekonomian Indonesia kini berada di dalam ancaman resesi. Pasalnya pada kuartal II-2020 ini, ekonomi Indonesia -5,3% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Jika nantinya pada kuartal III-2020, ekonomi kembali mengalami minus, maka Indonesia akan menyusul negara seperti Singapura hingga Jerman. Untuk menghadapi resesi, hal yang paling penting adalah bagaimana menyimpan atau memiliki uang cash sebanyak-banyaknya.
Perencana Keuangan Andi Nugroho mengatakan, alasan mengapa uang cash menjadi sangat penting adalah agar bisa menjadi modal ketika situasi sulit menerpa. Misalnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada perusahaan tempat bekerja.
Baca Juga: Ketua KPU Dinyatakan Positif Covid-19
Atau bagi mereka yang menjalankan bisnis juga bisa saja terkena dampak. Misalnya bisnis yang dijalankan bangkrut karena penjualan tidak seimbang dengan pemasukan.
"Bisa dibilang seperti itu. Karena kan istilahnya kalau terjadi resesi kemungkinan bisa terjadi pengurangan karyawan ataupun kita punya bisnis mungkin pertumbuhan bisnis kita berkurang," ujarnya dikutip dari Okezone, Kamis (6/8/2020).
Menurut Andi, sambil memegang uang cash, kebutuhan lainnya juga ada baiknya untuk ditunda. Khususnya untuk pengeluaran yang sifatnya untuk memenuhi gaya hidup atau lifestyle. Sementara untuk investasi sebenarnya bisa ditunda terlebih dahulu. Khususnya investasi yang sifatnya untuk jangka panjang dan sulit untuk dicairkan.
"Kenapa pegang cash itu tadi tiba-tiba kita punya duit banyak tapi banyak investasi semua istilahnya akan repot kalau penghasilan kita menurun untuk dicairkan. Kan repot juga. Padahal kita butuh sekarang," kata Andi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat