Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Pasar Modal Global Mulai Optimis, Pluang Imbau Investor Tetap Waspada Resesi 2023

Tren Pasar Modal Global Mulai Optimis, Pluang Imbau Investor Tetap Waspada Resesi 2023 Kredit Foto: Unsplash/D koi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi perekonomian makro pada awal kuartal 2023 rupanya menunjukkan outlook yang lebih optimis, meskipun gambaran prospek ekonomi global memasuki tahun 2023 dibayangi oleh kondisi resesi dan hiperinflasi sebagai dampak situasi geopolitik dan geoekonomi internasional. Tren positif saat ini ditunjukkan dengan performa pasar saham AS dan Tiongkok yang bergerak ke tren yang jauh lebih positif.

Memaparkan adanya perbandingan kondisi krisis ekonomi di awal masa pandemi dan yang terjadi pada tahun 2023 saat ini, Head of Corporate Communications Pluang Kartika Dewi menjelaskan bahwa pada awal pandemi, industri yang paling terdampak krisis ekonomi adalah sektor-sektor yang memiliki proporsi pekerja berupah rendah yang dominan seperti pariwisata, ritel, dan hiburan.

"Di sisi lain, para pekerja kerah putih malah semakin diminati pasar tenaga kerja karena adanya kebutuhan perusahaan untuk membuat berbagai jenis proyek baru sebagai upaya adaptasi bisnis. Sekarang, ekonomi sedang berusaha pulih ke kondisi pra-pandemi dan sektor-sektor industri sebelumnya meraup kesempatan harus mendefinisikan kembali produktivitas untuk mengambil keputusan bisnis yang paling cost-effective," tutur Kartika seperti dikutip dari media story pada Selasa (14/2/2023).

Baca Juga: Marak Investasi Bodong, Pluang Imbau Investor Ritel Indonesia Pilih Investasi Legal

Pacapembukaan kembali akses ekonomi di Tiongkok, permintaan investor global terhadap saham-saham pasar Tiongkok semakin tinggi. Riset dari Financial Times dan Bloomberg menunjukkan peningkatan dua kali lipat dari pembelian ekuitas Tiongkok dibandingkan angka tahun 2019 atau sebelum pandemi.

Namun demikian, white-collar recession diprediksi akan menjadi fenomena ekonomi di Amerika Serikat di mana sektor industri yang sebelumnya mengalami disrupsi dan pertumbuhan signifikan pada masa pandemi dua tahun lalu akan mulai melakukan adaptasi efisiensi sumber daya manusia. Hal ini ditunjukkan dari layoff besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan global seperti Amazon, Meta, dan Microsoft.

Meski publik memandang bahwa strategi layoff perusahaan sektor tech ini bukan menjadi sinyal negatif akan perkembangan perusahaan melainkan sebagai strategi untuk mengatur kembali profitabilitas, tetapi untuk pasar obligas AS, inverted yield curve menunjukkan kondisi investor yang masih kurang percaya diri dengan prospek ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, investor perlu berjaga-jaga akan adanya kemungkinan resesi sepanjang tahun 2023.

"Tren positif yang ditunjukkan oleh sederetan aksi-aksi pasar ini yang belum sepenuhnya menunjukkan tren bullish dan bisa jadi hanya sebagai pemulihan tren bearish saja. Kami menyarakan investor untuk memanfaatkan kondisi ini lewat rebalancing portofolio namun tetap siaga akan kemungkinan resesi tahun ini," pungkas Kartika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: