Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32% di kuartal kedua tahun ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar pemerintah daerah memaksimalkan anggaran belanjanya. Menurutnya, pemulihan ekonomi bergantung pada tingkat belanja pemerintah.
Hal itu dikatakan Jokowi saat mengadakan kunjungan kerja ke Jawa Barat pada Selasa (11/8/2020).
"Saya minta kepada gubernur, bupati, dan wali kota agar belanja dari APBD disegerakan untuk direalisasikan. Secara nasional saya masih melihat anggaran itu masih ada di bank. Masih sekitar Rp170 triliun di bank, artinya penggunaannya masih butuh kecepatan," ucapnya.
Baca Juga: RI Gak Akan Resesi karena Sudah Mencuri, Ekonom yang Bilang
Baca Juga: Depresi Besar Bisa Terulang, Indikatornya Sudah Terlihat
Jokowi mengatakan meski terkontraksi, namun yang dialami Indonesia tidak separah negara-negara lain di dunia. Negara-negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif lebih dalam, antara lain Amerika Serikat-9,5%, Prancis -19%, Italia -17,3%, dan Jerman -11,7%.
Namun, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah berupaya keras untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi tidak negatif di kuartal III 2020 untuk mencegah resesi.
"Kuncinya ada di Juli, Agustus, dan September. Agar kita tidak masuk ke dalam kategori resesi ekonomi," tegasnya.
Diketahui BPS mencatat pertumbuhan ekonomi terkontraksi atau minus-5,32% di kuartal II tahun ini. Angka itu merupakan yang terdalam sejak kontraksi yang terjadi kuartal I-1999. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 6,13%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: