Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Corona Bikin Grab Banting Setir, Enggak Fokus ke GrabBike Lagi?

        Corona Bikin Grab Banting Setir, Enggak Fokus ke GrabBike Lagi? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran bagi para pelaku bisnis di berbagai kalangan, termasuk Pendiri dan Bos Eksekutif Grab, Anthony Tan.

        Awalnya, Tan menganggap corona sebagai masalah khusus China, mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2003. Namun, saat COVID-19 berubah menjadi pandemi dan berdampak pada pasar, pria berusia 38 itu akhirnya meminta nasihat dari para investor, termasuk Masayoshi Son (SoftBank) dan Satya Nadella (Microsoft).

        Ia dan tim sadar, harus ada penetapan ambang batas dan menentukan langkah selanjutnya. “Tak ada lagi perdebatan, itu hanya eksekusi,” ujarnya, dilansir dari Reuters, Jumat (14/8/2020).

        Baca Juga: Enggan Bergantung ke Huawei, Operator Jerman Ambil Langkah Ini

        Baca Juga: App Store Hapus Fortnite, Pengguna iPhone Masih Bisa Main Gak Ya?

        Pada Juni, Grab mengumumkan PHK terhadap 360 karyawan, hampir 5% dari jumlah tenaga kerjanya. Perusahaan juga memangkas pengeluaran di sejumlah unit bisnis.

        Dalam wawancara pertama pasca-PHK itu, Tan berujar, “saya tidak ingin melakukannya lagi.”

        Asal tahu saja, kebijakan karantina di sejumlah wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah mengikis permintaan bisnis transportasi Grab. Hampir 150 ribu mitra pengemudi Grab akhirnya beralih menjadi pengantar barang/makanan.

        “Pengiriman makanan telah menjadi hal yang lumrah, pengiriman bahan makanan tumbuh sangat cepat, pembayaran tanpa uang tunai juga tumbuh signifikan. Jadi perilaku ini telah berubah secara permanen dengan atau tanpa vaksin,” jelasnya.

        Dari situ, ia berniat memfokuskan layanan keuangan; sebab lini bisnis itu telah mengalami pertumbuhan karena lonjakan pembayaran digital dan UMKM yang mencari permodalan. Bisnis jasa keuangan Grab sendiri mencakup manajemen kekayaan, asuransi, dan pinjaman. Lebih lanjut, Grab juga sedang menunggu hasil pengajuan lisensi bank digital di Singapura.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: