Menteri Intelijen Israel mengatakan bahwa Bahrain dan Oman bisa menjadi negara Teluk berikutnya yang menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv mengikuti langkah Uni Emirat Arab, demikian dilaporkan Reuters.
"Setelah perjanjian ini (dengan UEA) akan datang perjanjian tambahan, baik dengan lebih banyak negara Teluk dan dengan negara-negara Muslim di Afrika," Menteri Intelijen Eli Cohen mengatakan kepada Radio Angkatan Darat sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
Baca Juga: Balas Serangan Palestina, Israel Habisi Hamas di Jalur Gaza
“Saya pikir Bahrain dan Oman pasti ada dalam agenda. Selain itu, dalam penilaian saya, ada kemungkinan tahun depan sudah ada kesepakatan damai dengan negara-negara lain di Afrika, salah satunya Sudan,” ujarnya.
Baik Bahrain dan Oman memuji kesepakatan UEA-Israel, meskipun tidak ada yang berkomentar tentang prospek mereka sendiri untuk hubungan yang dinormalisasi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu dengan para pemimpin Oman dan Sudan dalam dua tahun terakhir.
Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) pada Jumat (14/8/2020) bahwa Gedung Putih telah berhubungan dengan "banyak" negara di kawasan itu, mencoba untuk melihat apakah lebih banyak kesepakatan akan terwujud.
Pejabat itu menolak menyebutkan nama negara tetapi mengatakan mereka adalah negara Arab dan Muslim di Timur Tengah dan Afrika.
Pada Kamis (13/8/2020), Israel dan UEA mengumumkan bahwa mereka akan menormalkan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru yang luas. Kesepakatan itu, yang ditengahi dengan bantuan AS, memperkuat oposisi terhadap kekuatan regional Iran. Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai pengkhianatan.
Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Tetapi UEA, bersama dengan sebagian besar negara Arab lainnya, tidak memiliki hubungan diplomatik atau ekonomi formal dengannya.
Bahrain, sekutu dekat Arab Saudi, menjadi tuan rumah seorang pejabat senior Israel pada konferensi keamanan pada tahun 2019 serta konferensi yang dipimpin AS tentang peningkatan ekonomi Palestina sebagai bagian dari inisiatif perdamaian Timur Tengah Presiden AS Donald Trump.
Sumber pemerintah di Kuwait mengatakan posisinya terhadap Israel tidak berubah, dan itu akan menjadi negara terakhir yang menormalkan hubungan, surat kabar lokal al-Qabas melaporkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: