Pengusaha Sandiaga Uno meminta startup & UMKM tidak menyerah dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). Dia menilai, sejumlah peluang usaha masih bisa dijalankan di tengah segala keterbatasan saat ini.
Sandi mengatakan, guna bertahan di tengah pandemi ini, inovasi adalah salah satu kunci dalam bertahan bagi semua bidang usaha. "Kuncinya innovation fast. Pada masa pademi ini bagaimana kita berinovasi secara cepat dan mampu untuk menjawab tantangan yang kita hadapi," kata Sandi dalam diskusi "Key Steps for Startups to Survive Catastrophe" yang diselenggarakan Universitas Airlangga (Unair) pada Sabtu (22/8/2020).
Baca Juga: Sandiaga Uno: Apalah Saya di Media Sosial Tanpa Dua Orang Ini
Dia menegaskan, inovasi harus hadir pada setiap langkah bagi seorang pengusaha. Dia memahami publik dibebani masalah pangan, biaya listrik, hingga biaya kuota internet dan pulsa. Namun, dia percaya masih ada solusi atas masalah ini.
Dia mengingatkan bahwa Indonesia masih menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk produk pertanian dan barang konsumsi. Bahkan, nilai transaksi penjualan online atau e-commerce di Indonesia mencapai US$21 miliar (Rp309 triliun) sehingga menjadi yang terbesar di ASEAN.
"Untuk mengembangkan usaha tentunya kita harus menentukan tingkat risiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan. Tentukan juga tingkat risiko kesegaran dengan mengidentifikasi pekerjaan mana yang intensitas kontak atau persentuhannya tinggi. Selanjutnya, tentukan juga jenis pekerjaan yang berpengaruh besar pada perekonomian," tambahnya.
Sandi menyebut jika seluruh produk dalam e-commerce justru didominasi komoditas dari Tiongkok. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama, baik pemerintah maupun kalangan pengusaha.
Dia menjelaskan bahwa saat ini startup, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Untuk itu, UMKM harus dibenahi untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. "Siapa yang harus menghadirkan solusi tersebut, ya kita semua harus siap dan menghadirkan berbagai inovasi," tegasnya.
Di sisi lain, Sandi memprediksi bisnis penyediaan ventilator, obat-obatan penanganan Covid-19, vaksin, hingga jamu bakal terus berkembang ke depan. Selain itu, usaha terkait telekonferensi dan bisnis digital dianggap tetap menjanjikan. Usaha sektor hukum dan industri berbasis energi ramah lingkungan, baik energi baru dan energi terbarukan juga dipercaya tetap dapat hidup.
"Ini semua merupakan bagian dari tiga tren utama yang hadir dan terakserealisasi oleh Covid-19," ujarnya. Sementara itu, anggota komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Kamrussamad menegaskan, selama pandemi, terjadi peningkatan dari e-commerce. Selain dari starup di bidang penjualan, ada peningkatan hingga 300% dari startup di bidang kesehatan.
"Kalau yang jatuh tentunya ada travel karena ada peningkatan refund sehingga sangat merugikan," katanya. Dia menegaskan, pembayaran digital juga makin meningkat, begitu juga dengan telemedik dan ada juga dengan pegiriman produk e-commerce.
"Ada juga penjualan sayur dan buah juga ada peningkatan sehingga ini menjadi oportunity untuk dikembangkan," jelasnya.
Ia pun mengapresiasi langkah Unair yang telah mengembangkan vaksin untuk Covid-19. Untuk itu ia menilai, buat apa Indonesia impor vaksin dari luar sehingga biaya yang akan dikeluarkan juga akan lebih mahal. "Harusnya kita kembangkan apa yang kita punya, jangan ambil vaksin dari luar," katanya.
Dia menegaskan, dari data yang didapatnya, Unair telah melakukan berbagai penelitian terkait pandemi Covid-19 sebagai langkah awal. Selain itu, Unair mengambil peran penting dalam penanganan pandemi lewat Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) sebagai unit pelayanan rujukan pasien terkonfirmasi Covid-19, serta Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi (Tropical Disease Research Center) sebagai pusat penelitian berbagai penyakit. Hal ini tentunya bisa menjadi suatu hal yang mengubah perekonomian Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum