Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jeff Bezos Gigit Jari, Ini Orang Terkaya Sepanjang Masa di Bumi

        Jeff Bezos Gigit Jari, Ini Orang Terkaya Sepanjang Masa di Bumi Kredit Foto: Reuters/Joshua Roberts
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bukan Jeff Bezos yang menjadi orang terkaya sepanjang masa. Bukan juga Rockefeller apalagi Bill Gates. Tetapi orang terkaya sepanjang masa justru hadir dari tanah Afrika. Ia bahkan diduga meruntuhkan ekonomi Mesir Abad Pertengahan.

        Berdasarkan kisah dari IFL Science yang dilansir di Jakarta, Senin (24/8/2020) orang ini berkunjung ke Kairo dan dengan murah hati membelanjakan bahkan membagikan batangan emas miliknya sampai mendevaluasi Mesir kala itu.

        Baca Juga: Selisih Kekayaan Jeff Bezos dan Bill Gates Lebih dari Rp1.200 T

        Ia adalah Mansa Musa atau Kaisar Musa. penguasa Afrika Barat abad ke-14 dari Kekaisaran Mali yang memerintah dari tahun 1312 sampai tutup usia pada 1337. Musa lahir pada 1280 dan mewarisi kerajaan ketika Mansa Abu-Bakr melepaskan posisinya pada 1312, untuk memulai ekspedisi melintasi Atlantik dan tidak pernah kembali.

        Kekaisaran yang ia pimpin, Kekaisaran Mali sudah sangat kaya berkat sumber daya alam Afrika Barat. Tak hanya emas yang terkenal, Afrika Barat juga kaya akan tembaga, cangkang kerang yang dulu digunakan sebagai mata uang selama berabad-abad di beberapa bagian Afrika hingga rempah-rempah, manik-manik, garam, dan barang mewah lainnya.

        Sebagai perbandingan dengan orang terkaya abad ini, Jeff Bezos memiliki kekayaan USD131 miliar (Rp1.933 triliun) menurut Forbes. Dan kekayaan Musa jika dikonversi dalam kekayaan zaman modern mencapai USD400 miliar (Rp5.904 triliun).

        "Cara Barat dan bagaimana sejarah Afrika dilihat, lebih sering melalui kacamata perdagangan budak dan kolonialisme," ujar Kathleen Berzock, kurator Caravans of Gold, sebuah pameran yang mengeksplorasi dampak global Afrika Barat pada abad pertengahan.

        "Karena bias itu, dan penekanannya, persepsi yang muncul adalah Afrika tidak memiliki sejarah penting yang mendahului peristiwa global tersebut," sambungnya.

        Pada kenyataannya, sejarah mencatat Kekaisaran Mali sebagai kerajaan yang kaya dan sukses. Pada masanya, mulai dari perdagangan, orang-orangnya hingga berbagai ide bepergian dengan bebas melintasi Sahara antara Afrika Barat, Timur Tengah, bahkan Asia Timur.

        Kekayaan mereka membentang 3.200 kilometer (2.000 mil) dari pantai Atlantik, termasuk bagian Senegal, Gambia, Guinea-Bissau, Pantai Gading, Burkina Faso, Mali, Niger, Mauritania, dan Cad.

        Selama masa pemerintahannya, Musa memperluas kekaisaran secara signifikan, mencaplok 24 kota termasuk Timbuktu yang sudah menjadi pusat pembelajaran dan perdagangan yang penting. Musa juga membangun istana agung, masjid, dan universitas yang masih berdiri hingga hari ini.

        Musa adalah seorang penguasa yang ambisius, tetapi sumber daya alam yang ditemukan di tanahnya menawarkan kekayaan yang tak terbayangkan. Yang paling terkenal adalah emas paling murni, paling berharga di dunia pada saat itu.

        "Mansu Musa adalah penguasa negara yang termasuk dalam wilayahnya beberapa sumber emas utama," kata Berzock.

        Tekadnya untuk meningkatkan kekayaan, perdagangan, dan pengaruh ekonomi tanahnya, serta pengabdiannya pada Islam, membawanya untuk pergi menunaikan ibadah haji yang terkenal ke Mekah pada tahun 1324.

        Perjalanan ini harus membuatnya melewati Kairo yang ekonominya dilaporkan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih.

        Dalam perjalanan itu, Musa dilaporkan membawa seluruh istana kerajaannya dalam ekspedisi ini, termasuk pelayan, pejabat, pedagang, penunggang unta, dan 12.000 budak, yang apabila ditotal berjumlah 60.000 orang, serta kereta ternak, barang, dan emas. Dalam perjalanannya, ia sangat dermawan dan membagikan emasnya.

        Tapi, tindakannya ini konon merusak ekonomi di Kairo dan kota lain yang dilintasinya karena nilai emas langsung jatuh dan harga-harga naik. Untuk memperbaiki keadaan ini, dalam perjalanan pulang Musa mencoba meminjam semua emas yang dapat ia bawa dari peminjam uang di Kairo dengan bunga yang tinggi, tetapi upaya ini gagal.

        Sejarah mencatat peristiwa ini merupakan satu-satunya kejadian ketika seseorang mampu mengendalikan harga emas secara langsung di wilayah Laut Tengah. Kisahnya pun diabadikan dalam peta abad pertengahan paling terkenal dunia, Atlas Catalan yang membawanya ke perhatian internasional.

        Dalam peta itu juga digambarkan ilustrasi Musa, orang terkaya sepanjang masa yang sedang memegang koin emas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: