Kinerja Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disorot karena kerugian sebesar US$767,92 juta atau Rp11,13 triliun yang dialami Pertamina. Salah satu yang menyoroti adalah mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu.
Said beberapa kali menyampaikan komentar lewat cuitannya terkait kinerja Ahok selaku Komut Pertamina. Cuitan ini pun dikomentari politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean yang justru menyindir Said yang pernah jadi Sekretaris Kementerian BUMN.
Dia mempertanyakan peran Said saat menjabat Sekretaris Kementerian BUMN, apakah pernah terlibat memilih direksi dan komisaris perusahaan pelat merah.
Baca Juga: Warganet Terus Bombardir Ahok, Bawa-bawa Ucapan RR & Ngabalin
Baca Juga: Dihujat Sana-Sini, Ahok Malah Marahin Bos Pertamina: Bandel!
"Tanya balik aja ke dirinya. Waktu jd semen BUMN dia ikut milih direksi komisaris BUMN tidak? Kalau ikut, gmn tuh yg gagal? Kan banyak bgt," tulis Ferdinand di akun Twitternya @FerdinandHaean2 yang dikutip Kamis (27/8/2020).
Said pun menjawab sindiran Ferdinand. Ia menjelaskan saat menjadi Sekretaris Kementerian BUMN, laba sektor perusahaan BUMN melonjak drastis atau naik 100 persen per tahun.
"Banyak gagal? Laba BUMN saat saya masuk hanya Rp27 trilyun dan 2014 menjadi Rp159 trilyun, naik rata2 100 % per tahun," tulis Said.
Dia pun mempertanyakan peran yang pernah dilakukan Ferdinand untuk negara. Menurutnya, mungkin dengan peran tersebut bisa dicontoh olehnya.
"Coba bro FH berikan data SATU SAJA yg pernah anda lakukan di Negeri ini, siapa tahu saya bisa mencontoh dan jadi pelajaran buat banyak orang," tambah Said.
Pun, Ferdinand saat dikonfirmasi secara terpisah, mengingatkan Said sebagai mantan pejabat seharusnya jangan banyak mengkritik. Namun, cukup memberi masukan.
Menurut dia, kinerja Pertamina dengan Ahok sebagai Komut mesti dilihat cermat. Kerugian Pertamina kata dia bukan karena kesalahan Ahok. Apalagi, saat ini terjadi pandemi Covid-19.
"Soal kerugian ini harus dicermati secara benar. Tidak bisa asal menyimpulkan karena banyak faktor yang harus dilihat," tutur Ferdinand.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: