Badan pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan ada 10 BUMN yang kinerja keuangannya negatif, dan mendapat perhatian langsung dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Meirijal Nur mengaku pihaknya tengah membentuk tim bersama Kementerian BUMN yang dikomandoi Erick Thohir untuk mengobati 10 perusahaan pelat merah yang keuangannya megap-megap.
Baca Juga: Erick Ingin Indonesia Tak Resesi: Mentok, Minus 2% Aja Deh!
Baca Juga: Harga Vaksin untuk Satu Orang Rp440 Ribu, Erick Ngaku Memberatkan
"Kita merencanakan untuk melakukan semacam restrukturisasi ke BUMN. Kita sedang petakan mana BUMN dengan permasalahan yang mereka hadapi," katanya dalam video conference, Jumat (28/8/2020).
Lanjutnya, ia menyatakan pemetaan yang dilakukan oleh DJKN ini sebagai bentuk penyusunan strategi dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi 10 BUMN tersebut. Termasuk, soal merger atau holdingisasi.
"Kita petakan untuk pikirkan langkah-langkah strategis apa yang harus kita ambil," jelasnya.
Tambah dia, DJKN Kementerian Keuangan akan membentuk tim bersama dengan Kementerian BUMN guna menindaklanjuti persoalan perusahaan pelat merah yang negatif atau defisit.
"Menyatukan berbagai usaha yang lini bisnisnya sama, dan akan meningkatkan sinergitas dan potensi value creation lebih tinggi. Dibangun tim bersama untuk restrukturisasi," ungkapnya.
Berikut 10 BUMN yang keuangannya megap-megap, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Industri Telekomunikasi Indonesia, PT Asabri, PT Asuransi Jiwasraya.
Selanjutnya, PT PANN, PT Iglas, PT Survai Udara Penas, PT Kertas Kraft Aceh, dan PT Merpati Nusantara Airlines.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil